“Bang, tadi sayo tengok tidak ada abang. Abang dimana ?”, seurat tanya di Seberang Telephone.
Tidak kusangka-sangka, beberapa jam setelah pendaftaran, Al haris sebagai Gubernur Jambi menghubungi saya. Benar-benar kaget.
Ditengah gemuruh suasana pendaftaran, Al Haris tetap ingat ketidakhadiran saya ketika mendaftarkan sebagai Bakal Calon Gubernur Jambi 2024.
Memang saya ada pekerjaan yang mengharuskan kehadiran fisik di Tanjabtim. Sebagai pemateri yang sudah lama kegiatan ini direncanakan.
“Siap, pak Gub. Kebetulan ada Pekerjaan. Di Dendang, Tanjabtim”, kataku sembari menjelaskan.
“Ok, bang. Kerumah yo”, sambungnya.
Sebagai manusia biasa, di telephone Gubernur aktif disaat ketidakhadiran ketika proses pendaftaran adalah sebuah kemewahan. Kalaupun tidak disebutkan sebagai keistimewaan.
Bayangkan. Beliau masih ingat ketika ketidakhadiran saya. Sekali lagi “masih ingat”.
Tidak salah hingga kini, daya ingat sekaligus sikap yang lama dirajut memang tidak berubah. Sama sekali tidak terkesan adanya jarak ketika menjabat. Bahkan hingga kini yang memasuki periode kedua, Al haris masih ingat. Rasanya memang melayang-layang.
Teringat ketika awal-awal diminta menjadi Tim Pemenangan pertengahan tahun 2020, rasa pertemanan maupun hubungan personal memang tidak berubah. Termasuk ketika menjadi Gubernur, posisi yang menjadi bagian dari tim untuk isu-isu lingkungan dan hukum sebagai supporting sistem. Sebuah kerjasama yang baik.
Tidak salah kemudian Provinsi Jambi menjadi Provinsi yang leading di tingkat nasional. Bahkan internasional.
Berbagai rumusan yang sudah lama diagendakan kemudian pelan-pelan dijalani. Sehingga tidak salah kemudian Provinsi Jambi salah satu provinsi yang “menjadi menarik” dan menjadi pembicaraan di berbagai forum.
Namun yang menarik dari Al haris adalah perencanaan yang matang, detail bahkan hingga ke urusan teknis. Daya ingatnya luar biasa.
Ketika memasuki awal tahun 2023, sudah santer, Al haris tetap berpasangan dengan Abdullah Sani (Yai Sani). Sebuah pasangan yang relatif sepi dari pembicaraan publik. Sekaligus Al haris mampu menjadi orkestra yang ciamik.
Ada juga kelegaan ketika Yai Sani melanjutkan pasangan yang sudah berjalan 4 tahun.
Dengan persiapan matang, PAN kemudian memberikan rekomendasi (7 Juni 2024). Modal ini “cukup” untuk mendaftar (kalaupun kurang tinggal 1 kursi saja). Kemudian PKS (26 Juni 2024), PKB (2 Juli 2024) dan Partai Demokrat (4 Juli 2024). Sebelumnya PPP (23 Mei 2024).
Dengan modal Partai yang sudah memberikan dukungan, Al haris - Sani Sudah jauh melebihi persyaratan untuk mendaftar ke KPU.
Teringat 4 tahun yang lalu, Al haris - Sani adalah pasangan yang paling siap mendaftar. Baik dengan jumlah Partai maupun pasangan yang paling siap. Sama sekali tidak ada istilah cucuk cabut terhadap pasangan untuk mendaftar di Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur 2020-2024.
Memasuki Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Jambi 2024-2029, Al haris - Sani yang Sudah “mantap” sebagai kandidat untuk mendaftar, lagi-lagi persiapannya sudah matang. Selain modal Partai pengusung yang cukup untuk mendaftar, kinerja maupun strategi merangkul mampu menjadikan Pilkada Jambi sedikit adem.
Lagi-lagi tidak ada “cucuk cabut” menentukan pasangan kandidat Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur 2024-2029.
Tema “Keberlanjutan” membuat partai-partai memberikan dukungan kepada Al Haris - Sani.
Selain itu prestasi dan rekam jejaknya juga memberikan penilaian tersendiri. PDIP (23 Agustus 2024), Partai Gerindra (24 Agustus 2024) dan Partai Golkar (25 Agustus 2024).
Sebagai “manager” sekaligus dirijen yang Tangguh, Al haris - Sani mampu memainkan berbagai melodi sympony yang mampu menjadikan barisan menjadi lengkap. Sekaligus memadukan berbagai tokoh-tokoh Jambi mau urun rembug. Sekaligus duduk Bersama membicarakan Jambi 5 tahun ke depan.
Saya kemudian teringat dengan pepatah Tiongkok. Kisah paku, tapal Kuda, Kurir, Pesan dan Perang.
“Karena satu paku, tapal kuda terlepas. Karena tapal kuda terlepas, kuda tidak bisa berlari. Karena tidak bisa berlari, maka pesan tidak terkirim. Karena pesan tidak terkirim, maka sebuah kerajaan dalam perang.”
Pepatah ini mengingatkan pentingnya persiapan didalam perencanaan panjang. Sekecil apapun, sekecil kesalahan apapun, justru kemenangan tidak bisa diraih.
Makna ini juga sering dipadankan “xiōng yǒu chéng zhú. Menyiapkan semuanya dengan baik sebelum bertindak (Wen T’ung, 1019–1079, pelukis bambu nan terkenal era dinasti Song Utara)