Aksi perampokan tersebut berawal saat korban bersama istri dan seorang anaknya, dengan mengendarai mobil Mitsubishi Strada BH 9986 BB warna perak, hendak pulang ke Sungai Bahar, setelah berobat jantung ke Padang.
Ketika sampai di daerah Nyogan, Kecamatan Mestong, tiba-tiba dari arah belakang, ada sebuah mobil kijang memberi lampu seakan mau minta jalan.
Setelah berhasil mendahului, tiba-tiba mobil tersebut langsung berhenti. Lima orang pelaku ke luar lima dari mobil dan langsung menuju mobil korban. Oleh pelaku, mulut korban dan istrinya dibekap menggunakan lakban dan mata ditutup.
Setelah itu, korban dibawa pelaku menuju Jambi. Istri dan anak korban dibawa menggunakan mobil kijang, sedangkan korban tetap berada dalam mobil miliknya sendiri, bersama pelaku lainnya.
Di tengah perjalanan, istri dan anak korban diturunkan, kemudian dibawa menggunakan sepeda motor. ‘‘Saat dibawa, mata saya ditutup dan kemudian ditinggalkan di pos yang berada di Desa Tunas Baru. Pelaku meminta secara baik-baik perhiasan, kartu ATM dan HP saya,’‘sebut istri korban di hadapan penyidik Polsek Sekernan.
Kasat Reskrim Polres Muarojambi, AKP Posma Lubis, yang ditemui di RSU Raden Mattaher Jambi kemarin, membenarkan peristiwa tersebut. ‘
‘Untuk saat ini kami menduga motifnya adalah dendam dan perampokan. Ada empat buah kartu ATM milik korban yang diambil pelaku. Kami juga sudah cek ke bank, semuanya sudah dibobol, sekitar pukul 04.00 pagi tadi (kemarin, red),’‘ jelasnya.
Posma menambahkan, dari keterangan saksi yang sudah diperiksa, pelaku diperkirakan berjumlah enam orang dan menggunakan senjata api. ‘‘Kepada korban, pelaku mengaku sebagai anggota polisi.
Oleh pelaku, mata korban ditutup, dan mulut dilakban. Sekitar pukul 01.30 WIB, istri dan anak korban diantar ke daerah Tunas Baru menggunakan sepeda motor,’‘beber Posma.
Lebih lanjut Posma mengatakan, istri dan anak korban pertama kali ditemukan oleh warga di daerah Tunas Baru, Sengeti, sekitar pukul 06.30 WIB.
‘‘Sedangkan korban ditemukan warga di daerah Bayung Lencir sekitar pukul 22.00 WIB dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi,’‘ ujar Posma.
‘
Di bagian kepala korban terdapat luka, yang diduga akibat benda tumpul,’‘ tambahnya.
Posma juga mengatakan, sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti total kerugian yang dialami oleh korban.
‘‘Pelaku berhasil melarikan uang korban yang terdapat dalam ATM, dan diperkirakan mencapai Rp 17 juta, cincin dan juga gelang milik istri korban.
Selain itu, pelaku juga melarikan mobil Strada dengan nopol BH 9986 BB warna silver milik korban,’‘ bebernya.
‘‘Kasus ini masih diselidiki. Karena laporannya masuk ke kami, maka kasus ini akan ditindak lanjuti,’‘ lanjutnya.
Sementara itu, istri korban yang diketahui bernama Emripos Yonelfi (41), tampak shock saat melihat jenazah suaminya. Isteri korban juga tampak beberapa kali menangis histeris.
Adapun beberapa rekannya mencoba menenangkannya.
Informasi yang berhasil dihimpun di ruang jenazah RSU Raden Mattaher Jambi menyebutkan, korban diketahui memiliki tiga orang anak. Ketiganya adalah Juriko (13), Fikra (12), dan Zahra (4).
Selain itu, diperoleh informasi bahwa korban bersama keluarganya baru pulang berobat di Bukittinggi,
Sesampainya di Jambi, korban sempat berbelanja untuk keperluan acara Yasinan yang rencananya akan digelar di rumah korban beberapa hari
Sementara itu Domingguez, Humas PT Asiatic Persada, yang ditemui kemarin, mengakui jika ia bersama rekan-rekannya, baru mengetahui peristiwa tersebut tadi pagi (kemarin, red). Itu pun setelah mendapat informasi dari Polsek Sungai Bahar. ‘
‘Saya bersama rekan-rekan baru dapat informasi sekitar pukul 07.00 WIB tadi pagi (kemarin),’‘
Lebih lanjut Domingguez mengatakan, korban baru sekitar 3 tahun bekerja di Asiatic Persada. ‘‘Sebelum pindah ke Asiatic Persada, beliau bekerja di Group Wilman Sumsel,’‘ jelasnya.
Usai visum, jenazah korban langsung dibawa keluarga ke Bukittinggi untuk
Aksi kekejaman berujung pembunuhan juga terjadi di Kota Jambi. Kali ini pembunuhan itu membawa korban Rusmini (41), warga RT 25 No 35 Kelurahan Talang Banjar, Kecamatan Jambi Timur.
Pemilik panti urut tradisional Mekar Sari ini ditemukan sudah tidak bernyawa lagi sekitar pukul 08.00 WIB. Jasad korban ditemukan dengan kondisi luka tusukan di dada dan perut, serta jeratan di leher.
Korban pertama kali ditemukan oleh empat orang, yakni Cici dan Nurhayati, pegawai korban, serta Udin dan John.
Dia ditemukan sudah tergeletak di dalam kamarnya di lantai dasar ruko tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun, menyebutkan, korban terakhir kali terlihat sekitar pukul 06.00 WIB.
Saat itu, keponakan korban Sarah, berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Sarah diantar oleh tukang ojek menuju SD 13, setelah itu Ruhmini mengeluarkan motornya dari dalam ruko tersebut.
Setelah itu korban sudah tidak terlihat lagi sampai ditemukan dalam keadaan tewas sekitar pukul 08.00
Seperti biasanya, Cici dan Nurhayati datang ke ruko tersebut untuk bekerja. pekerjaan Cici adalah pencuci pakaian, Nur Hayati adalah tukang masak.
Sedangkan Udin dan John yang mengantar mereka
Keempatnya masuk ke ruko yang tertutup tapi tidak terkunci. Setelah itu, Nur Hayati langsung menuju dapur dan memasak sayuran.
Sedangkan Cici sebenarnya melihat korban, namun ia mengira saat itu korban masih tertidur.
Hanya, Udin yang juga berada di ruko itu merasa curiga, pasalnya, dia melihat ada bercak darah di kamar korban.
Kecurigaan Udin terbukti, ia melihat perut korban sudah terkoyak dengan tiga luka tusukan dan satu jeratan di leher. Cici pun berteriak minta tolong dan Udin meminjam mobil tetangga untuk dibawa ke Rumah Sakit Asia Medika.
Mereka mengira korban masih hidup.
Namun pihak rumah sakit menyatakan korban sudah meninggal. Selanjutnya korban dibawa ke RSU Raden Mattaher untuk
Kasat Reskrim Poltabes Jambi yang memantau di TKP menyatakan untuk sementara motifnya masih belum diketahui. ‘‘Kan masih dalam proses penyelidikan.
Untuk sementara, barang - barang berharga milik korban, seperti, gelang, kalung emas yang harganya mencapai Rp 10 juta, tidak ada lagi,’’ jelas
Di tempat terpisah, Kapolsek Jambi Timur, AKP Iwan Sayuti yang menangani kasus ini, mengatakan korban dibunuh antara pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.00 WIB,
‘‘Kejadian sekitar pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.00 WIB. Karena keponakan korban, Sarah pukul 06.30 WIB berpamitan ke korban.
Diatas pukul 08.00 WIB, koran ditemukan oleh empat orang tadi,’‘ jelas Kapolsek.
Untuk mengungkap motif di balik kematian korban, penyidik sudah memeriksa lima orang saksi, yakni Cici, Nur Hayati, Udin, John, serta tetangga korban, Herman.
‘‘Untuk sementara lima orang yang kami periksa sebagai saksi.
Termasuk para tetangga korban juga kita mintai keterangan,’‘ jelas
Barang - barang temuan penyidik seperti handuk yang berlumuran darah, rambut, serta bebarapa putung rokok disita oleh aparat, ‘‘Handuk kami temukan dalam bak sampah, dan ada bekas darahnya. Kami juga menemukan rambut, namun masih belum diketahui rambut siapa.
Beberapa puntung rokok yang kelihatan baru juga diamankan,’‘ jelasnya. (ial/cr1/imm)
Kondisi Ekonomi Menjadi Faktor
SEMENTARA itu, naiknya tren kasus perampokan disertai dengan pembunuhan di Jambi, dalam beberapa bulan belakangan ini, juga disebabkan oleh faktor ekonomi.
Hal ini ditegaskan oleh psikolog IAIN STS Jambi, Rizki Takriyanti, kepada koran ini, kemarin. “Masyarakat yang dalam keadaan seperti ini, akan sangat panik ketika dihadapkan dalam suatu masalah yang dianggap pelik. Tidak ada jalan ke luar terbaik bagi mereka,” tegasnya.
Selain itu, menurutnya, banyaknya kasus perampokan yang disertai dengan pembunuhan tersebut, dikarenakan seseorang berusaha untuk mempertahankan dirinya. Semua manusia, katanya, memiliki deffence mechanism yang digunakan untuk mempertahankan diri. Ini akan digunakan oleh siapa saja yang sedang berada di dalam keadaan sempit atau terjepit.
“Kemampuan ini hanya akan dikeluarkan di saat terjepit,” jelasnya. ‘
’Pada saat itu, kondisi akal seseorang tidak begitu baik, di sinilah biasanya seseorang akan melakukan hal-hal yang diluar batas norma tersebut,’’ tambahnya.
Ditanya tentang langkah yang harus diambil pemerintah saat ini, menurutnya, peluang pekerjaan harus juga diperhatikan oleh pemerintah. ‘’Jika tidak diperhatikan maka kejadian seperti ini kemungkinan besar akan bertambah banyak pada masa yang akan datang.
Hal senada juga disampaikan oleh Musri Nauli, pengamat hukum Jambi. Menurutnya, akhir-akhir ini, Jambi sudah tidak aman lagi.
Ia juga mempertanyakan jika masih ada anggapan yang mengatakan Jambi merupakan daerah yang aman.
“Akan tetapi potensi kejahatan di setiap daerah pasti berbeda-beda,” katanya.
Lebih lanjut Musri Nauli mengatakan, faktor dominan yang menyebabkan maraknya aksi kejahatan yang disertai dengan pembunuhan terhadap korbannya tersebut, dikarenakan faktor ekonomi.
“Walaupun ada tindakan tegas dari pihak kepolisian, tapi karena faktor ekonomi, seseorang bisa saja berbuat nekat melakukan kejahatan,” ujarnya.
“Tapi saya yakin pihak kepolisian bisa mengungkap semuanya.
Tapi banyak faktor yang menyebabkan kasus-kasus tersebut sampai saat ini belum terungkap. Itu merupakan PR bagi pihak kepolisian,” tegasnya
Jambi Ekspress,
Selasa, 02 Juni 2009 10:34
http://www.jambiekspres.co.id/index.php/utama/3064-manager-pt-asiatic-tewas-dibunuh