TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pengamat hukum di Jambi, Musri Nauli, mengatakan, kasus yang menimpa Subri itu sungguh ironis. Karena di tengah kondisi Indonesia saat ini yang membutuhkan penegakan hukum, seorang jaksa malah melakukan sebaliknya. Dia menolak mengaitkan tindakan Subri dengan institusi, dan di mana saja pernah bertugas.
Apa yang dilakukan hingga tersangkut kasus, adalah konsekuensi pribadi dari apa yang dilakukan seorang jaksa.
"Saya menolak mengaitkan institusi. Itu tanggung jawab pribadi dia, dari apa yang dilakukannya," tegasnya. Kejadian itu, menurut Musri bukan menjadi sebuah bentuk tekanan mental ke institusi kejaksaan, dalam hal ini Kejati Jambi dimana Subri pernah bertugas sebagai kepala tata usaha.
"Ini kan terlepas dari itu. Dan kejadian itu jauh dan berbeda daerahnya," ujar pengamat hukum berambut nyentrik itu.
Kembali ditekankan dia, kejadian tersebut adalah tanggung jawab pribadi. Dia memberi pembanding, bahwa banyak juga jaksa-jaksa baik yang pernah bertugas Jambi berkarir di Jakarta. "Tidak bisa sama ratakan," katanya.
http://jambi.tribunnews.com/2013/12/17/penangkapan-jaksa-subri-nauli-itu-konsekuensi-personal