PERLAWANAN AKHIR NOVEMBER
2013
Hari ini pesan sudah
kami sampaikan.
Kami tidak mau
tertindas.
Kami Melawan.
Agar generasi setelah
kami tidak merasakan nasib seperti kami
Sungai Bungur, 30
November 2013
Kata-kata itu diteriakkan
oleh Imron.
Kata-kata itu
menggelegar. Menggetarkan bumi. Kata-kata itu sudah lama ingin
diteriakkan sejak tahun 2004.
Ya. Sejak tahun 2004.
berbagai skenario, kongkalikong, muslihat, tipu-daya, terus menerus
dilakukan terhadap masyarakat Sungai Bungur.
Konflik
lahan yang terjadi di Desa Sungai Bungur Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muara Jambi, dimulai semenjak Pihak PT. Puri Hijau Lestari
(perusahaan perkebunan kelapa sawit) melakukan penebangan pohon-pohon
yang berada dilokasi pada tahun 1999. Sedangkan dokumen atau surat
izin lokasi yang seharusnya masyarakat memilikinya, sampai saat ini
belum juga dimiliki oleh masyarakat ataupun aparat desa Sungai
Bungur.
Berdasarkan
Surat penyerahan lahan tertanggal 4 september 2004, pihak PT. PHL
telah menyerahkan lahan seluas 1200 hektar kepada masyarakat Desa
Sungai Bungur. Namun sampai saat ini, pihak PT. PHL baru menyerahkan
lahan seluas 975 hektar kepada masyarakat selebihnya seluas 225
hektar belum dikembalikan. Masyarakat Desa sungai Bungur sudah
melakukan beberapa upaya untuk mendapatkan haknya, namun sampai saat
ini belum ada pihak manapun yang bisa mendorong dan menekan PT. PHL
untuk segera mengembalikan kekurangan lahan yang harus dikembalikan
kepada masyarakat Desa sungai bungur.
Mereka
terus berjuang. Berbagai instansi Pemerintah sudah didatangi. Ke
Camat, DPRD kabupaten, BPN, Komnas HAM, DPR-RI.
Namun
gemanya sunyi. Suara mereka tertelan oleh angin yang terus pergi
entah kemana. Merekapun sadar. Mereka harus bersatu. Mereka harus
merapatkan barisan.
Dan
pilihan merekapun ditentukan 30 November 2013. Mereka berhimpun
didalam “Jaringan Masyarakat Gambut Jambi”.
Maka
sejak itu gema yang diteriakkan seakan “menantang”. “Hari
ini pesan sudah kami sampaikan. Kami tidak mau
tertindas. Kami Melawan, adalah
kata-kata yang sudah lama “ingin”
mereka teriakkan. Ya. Sejak tahun 2004.
Hari
itu mereka berteriak lantang.