Lepaskan
sejenak issu politik nasional kontemporer. Lupakan sebentar issu
Pilpres dan koalisi yang hendak dibangun. Mari tengadahkan ke dunia
global. Mari kita lihat bagaimana cara menaklukan dunia.
Ya.
Itu tema yang selalu menarik perhatian kita. Perhatian dan impian
bagaimana kita menguasai dunia.
Ya.
Tentu saja kita akan mudah mengatakan Amerika Serikat yang menguasai
dunia. Dengan APBN Rp28.149.400.000.000.000 (sebentar. Saya harus
ambil kalkulator dulu untuk menghitungnya. Karena di Indonesia cuma
dikenal Trilyun. Untuk memudahkan, kita sebutkan 28 juta trilyun. Itu
bahasa yang mudah dimengerti. Bandingkan dengan APBN kita yang cuma
seribu trilyun lebih. Ada juga menyebutkan PDB Amerika tahun 2012
sekitar $15,6 triliun – 19%. Yang pasti PDB Amerika terbesar keenam
di dunia. Data berbagai sumber) Ya, dengan APBN sebesar itu maka
Amerika ternyata memiliki kapal Induk USS Ronald Reagan, USS John F.
Kennedy (CV-67), USS Kitty Hawk (CV-63), USS Enterprise (CVN-65), USS
Nimitz (CVN-68), USS Dwight D. Eisenhower, USS Carl Vinson (CVN-70),
USS Theodore Roosevelt (CVN-71), USS Abraham Lincoln (CVN-72), USS
George Washington (CVN 73). Konon kabarnya biaya operasional kapal
induk sampaik 60 juta dollar/setahun.
Dengan
kapal induk, Amerika ingin membuktikan kedigdayaan dalam penguasaan
tempur dan mempunyai kekayaan yang luar biasa.
Dengan
kapal induk, Amerika kemudian ikut terlibat dalam berbagai perang.
Seperti dengan Jerman dalam perang dunia II, Perang Korea maupun
perang Vietnam, Perang Teluk I – II maupun perang lainnya.
Belum
lagi penempatan pasukan AS dalam jumlah besar di luar negeri, antara
lain di Jerman 60.053, Jepang 41.257, Korea Selatan 35.663, Italia
11.677, Inggeris 11.379, di Spanyol 3.575. Selain itu di daerah
Balkan ada 13.774 dan di Timur Tengah 9.956 orang (data 2011).
Dengan
memperkuat berbagai kekuatan tempur lainnya, Amerika seakan-akan
mengirimkan pesan. Amerika sedang berkuasa dan menunjukkan
jatidirinya di berbagai belahan dunia.
Belum
lagi mata uang Amerika, dollar merupakan salah satu mata uang
transaksi internasional.
Ok.
Dari angka-angka yang telah disodorkan, hanya sekilas tentang Amerika
yang menguasai dunia.
Tapi
apakah memang betul Amerika memang menguasai dunia.
Dalam
kurun 5 tahun terakhir, ternyata Amerika “tidak berdaya”
menghadapi Rusia yang baru bangkit dari krisis ekonomi. Dengan
“kepiawaian” Putin, Rusia sudah memainkan kartu truf yang membuat
dunia sejenak memperhatikan langkah Rusia.
Pertama.
Issu Edward Snowden. Edward Joseph Snowden (lahir 21 Juni 1983)
adalah mantan kontraktor teknik Amerika Serikat dan karyawan Central
Intelligence Agency (CIA) yang menjadi kontraktor untuk National
Security Agency (NSA) sebelum membocorkan informasi program mata-mata
rahasia NSA kepada pers. Snowden membocorkan informasi rahasia
seputar program-progam NSA yang sangat rahasia seperti PRISM kepada
The Guardian dan The Washington Post pada Juni 2013.
Ketika
Edwar Snowden “lari” dari Amerika ke Rusia (sempat
terkatung-katung di berbagai negara), Amerika kehilangan “gagahnya”.
Berbagai diplomasi internasional yang digagas Amerika “disambut”
dingin oleh Putin.
Dengan
tema “kebebasan berbicara sebagai kebebasan ekspresi” - tema yang
sering dikampanyekan oleh Amerika sendiri, Amerika mengancam berbagai
negara terhadap yang melindungi Snowden. Namun dengan “jeli”
kemudian Putin menampungnya.
Dunia
terhenyak. Bagaimana mungkin Putin mau menerima dan mempunyai
konsekwensi berhadapan dengan Amerika.
Tapi
Putin cuek. Dengan santai, Rusia menampung Snowden. Putin tetap cuek
ketika Skandal Snowden telah menyebabkan hubungan luar negeri Amerika
Serikat dengan beberapa negara di Eropa seperti Prancis dan Jerman
menjadi terganggu. Skor 1- 0 untuk Rusia.
Begitu
juga peran Rusia di berbagai konflik. Mulai dari Korea Utara, Suriah
bahkan di Ukraina, Rusia memainkan berbagai kartu truf yang membuat
Amerika “kalah total” diplomasi. Bahkan dalam ancaman terhadap
negara-negara Asia Pasifik, Rusia sudah memainkan perannya sehingga
dominasi Amerika tidak kelihatan lagi. Skor 2 – 0 untuk Rusia.
Namun
issu terpanas dalam kasus Ukraina. Dengan alasan hendak melindungi
warganya, Rusia mengancam Ukrania agar tidak menjadi anggota NATO.
Rusia kemudian memainkan perannya lebih strategis.
Ancaman
terhadap Ukraina lebih serius. Selain mengancam Ukraina agar tidak
bergabung menjadi anggota NATO, Rusia mengirimkan pesan ke 18 negara
Eropa agar mau menghormati pilihan Rusia menjaga Ukraina.
Dalam
issu referendum Krimea sebelah barat Ukraina barat, Rusia mendorong
referendum dan menginvansi wilayah tersebut. Ukraina tersinggung
dengan issu separatis. Ukraina kemudian meminta dukungan ke
negara-negara Eropa.
Dengan
'lihai” Putin mengirimkan surat ke 18 negara. Surat itu bukan
“gertakan” politik terhadap sikap negara Eropa terhadap Ukraina.
Namun ancaman “tidak mengirimkan” pasokan gas ke negara Eropa,
apabila pecah perang di Ukraina. Skor 3 – 0 untuk Rusia.
Eropapun
keok. Eropa mengeluh kepada sang adikuasa. Amerikapun marah.
Namun
Putinpun menyindir Amerika yang menganggap tidak sopan ketika Amerika
berteriak. Putin berkelakar. Amerika dianggap tidak sopan. Membaca
surat orang lain yang tidak ditujukan kepadanya.
Sayapun
tertawa sambil mengangkat papan skor. 4 – 0 untuk Rusia.
Dengan
Skor 4 – 0, skor telak yang diraih Putin. Apakah Amerika masih
dianggap sebagai penguasa dunia ?