Rencana
Pemprov Jakarta untuk pelebaran Jalan Arjuna di Jakarta Barat
ditunjukkan sikap tegas Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok. “Nah, terkait pelebaran Jalan Arjuna di Jakarta Barat,
ternyata bukan hanya akan berdampak pada pedagang tanaman hias. Air
mancur Mal Taman Anggrek pun terancam dibongkar. “Air mancur Taman
Anggrek kita bongkar, enggak peduli Feng Shui, kita bongkar”
Sesuai
rencana, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Jalan Arjuna
Utara dan Selatan yang terletak di pinggiran tol Kebun Jeruk akan
dilebarkan hingga 18 meter. Pelebaran ini juga akan memakan lahan
Universitas Indonesia Esa Unggul, Apartemen Menara Kebon Jeruk, dan
berbagai ruko.
Tidak
ada yang aneh dari pernyataan Ahok. Namun sikap tegas Ahok termasuk
mengenyampingkan “feng shui” menarik di dunia politik
sekarang.
Dari
berbagai sumber disebutkan Feng shui, Feng shui adalah ilmu topografi
kuno Tiongkok yang mempercayai bagaimana manusia dan Surga
(astronomi), dan Bumi (geografi), hidup dalam harmoni untuk membantu
memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam
sebagai energi yang tidak terlihat. Qi baik disebut juga nafas kosmik
naga. jenis Qi ini dipercaya sebagai pembawa rejeki dan nasib baik.
namun ada pula Qi buruk yang disebut Sha Qi pembawa nasib buruk.
terdapat berbagai aliran feng Shui, di antaranya adalah Bintang
terbang, waktu, dan topografi.
Namun
dalam praktek, feng shui kemudian menyamakan feng shui dengan klenik
dan mistik. Padahal sebenarnya feng shui hanyalah sebuah cabang ilmu
pengetahuan. Feng shui tidak perlu di percaya atau tidak dipercaya,
feng shui akan tetap bekerja dan mempengaruhi siapa saja, dimana saja
dan kapan saja.
Dengna
sikap lugas dari Ahok Air mancur Taman Anggrek kita bongkar,
enggak peduli Feng Shui, kita bongkar” membuktikan
Ahok kemudian menghancurkan mitos.
Kedigdayan
Ahok menghancurkan Mitos dapat kita lihat dalam dunia politik. Ahok
berhasil menjadi Bupati Bangka Belitung Timur periode 2005 – 2006.
Ahok merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Belitung
Timur.
Dengan
menjadi Bupati Bangka Belitung Timur maka Ahok mematahkan mitos Etnis
Tionghoa menjadi Kepala Daerah. Ahok mengantongi suara 37,13
persen pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Belitung Timur definitif pertama. Unggul di lumbung suara
Partai Bulan Bintang (PBB) pada pemilu legislatif tahun 2004 lalu
Itu
Penghancuran mitos kedua.
Setelah
mengundurkan diri dari DPR-RI, Pada tahun 2012, Basuki mencalonkan
diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko
Widodo dalam Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Pasangan
Jokowi-Basuki ini mendapat 1.847.157 (42,60%) suara pada putaran
pertama, dan 2.472.130 (53,82%) suara pada putaran kedua, mengalahkan
pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.
Kemenangan
Jokowi – Ahok mematahkan mitos, penerimaan warga DKI Jakarta
terhadap etnis minoritas. Ahoh yang berlatar belakang etnis Tionghoa
dan beragama Kristen berhasil “menarik dukungan dari Jakarta.
Itu
penghancuran mitos ketiga.
Ketika
menjabat sebagai Pelaksan Tugas Gubernur Jakarta disaat Jokowi
mengikuti Pilpres, Ahok berhasil menutup tempat hiburan stadium.
Sebuah tempat yang “tidak berhasil” ditutup Gubernur-gubernur
sebelumnya (termasuk yang berlatar belakang Jenderal).
Dengan
tegas dan bertentangan dengan Perda Jakarta, Ahok menutup dan tidak
berkompromi.
Mitos
ke empat
Mitos
Kelima.
Ahok
kemudian berhasil “menguasai” panggung Jakarta. Ahok
menjadi trendsetter yang dilihat sepak terjangnya.
Ahok
adalah wajah Bhinneka Tunggal Ika. Ahok adalah wajah pluralisme dan
keberagaman wajah Indonesia.