11 Agustus 2014

opini musri nauli : Ahok - Sang Penghancur Mitos


Rencana Pemprov Jakarta untuk pelebaran Jalan Arjuna di Jakarta Barat ditunjukkan sikap tegas Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. “Nah, terkait pelebaran Jalan Arjuna di Jakarta Barat, ternyata bukan hanya akan berdampak pada pedagang tanaman hias. Air mancur Mal Taman Anggrek pun terancam dibongkar. “Air mancur Taman Anggrek kita bongkar, enggak peduli Feng Shui, kita bongkar”


Sesuai rencana, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Jalan Arjuna Utara dan Selatan yang terletak di pinggiran tol Kebun Jeruk akan dilebarkan hingga 18 meter. Pelebaran ini juga akan memakan lahan Universitas Indonesia Esa Unggul, Apartemen Menara Kebon Jeruk, dan berbagai ruko.

Tidak ada yang aneh dari pernyataan Ahok. Namun sikap tegas Ahok termasuk mengenyampingkan “feng shui” menarik di dunia politik sekarang.
Dari berbagai sumber disebutkan Feng shui, Feng shui adalah ilmu topografi kuno Tiongkok yang mempercayai bagaimana manusia dan Surga (astronomi), dan Bumi (geografi), hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi baik disebut juga nafas kosmik naga. jenis Qi ini dipercaya sebagai pembawa rejeki dan nasib baik. namun ada pula Qi buruk yang disebut Sha Qi pembawa nasib buruk. terdapat berbagai aliran feng Shui, di antaranya adalah Bintang terbang, waktu, dan topografi.

Namun dalam praktek, feng shui kemudian menyamakan feng shui dengan klenik dan mistik. Padahal sebenarnya feng shui hanyalah sebuah cabang ilmu pengetahuan. Feng shui tidak perlu di percaya atau tidak dipercaya, feng shui akan tetap bekerja dan mempengaruhi siapa saja, dimana saja dan kapan saja.

Dengna sikap lugas dari Ahok Air mancur Taman Anggrek kita bongkar, enggak peduli Feng Shui, kita bongkar” membuktikan Ahok kemudian menghancurkan mitos.

Kedigdayan Ahok menghancurkan Mitos dapat kita lihat dalam dunia politik. Ahok berhasil menjadi Bupati Bangka Belitung Timur periode 2005 – 2006. Ahok merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Belitung Timur.

Dengan menjadi Bupati Bangka Belitung Timur maka Ahok mematahkan mitos Etnis Tionghoa menjadi Kepala Daerah. Ahok mengantongi suara 37,13 persen pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama. Unggul di lumbung suara Partai Bulan Bintang (PBB) pada pemilu legislatif tahun 2004 lalu

Itu Penghancuran mitos kedua.

Setelah mengundurkan diri dari DPR-RI, Pada tahun 2012, Basuki mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo dalam Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Pasangan Jokowi-Basuki ini mendapat 1.847.157 (42,60%) suara pada putaran pertama, dan 2.472.130 (53,82%) suara pada putaran kedua, mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.

Kemenangan Jokowi – Ahok mematahkan mitos, penerimaan warga DKI Jakarta terhadap etnis minoritas. Ahoh yang berlatar belakang etnis Tionghoa dan beragama Kristen berhasil “menarik dukungan dari Jakarta.

Itu penghancuran mitos ketiga.

Ketika menjabat sebagai Pelaksan Tugas Gubernur Jakarta disaat Jokowi mengikuti Pilpres, Ahok berhasil menutup tempat hiburan stadium. Sebuah tempat yang “tidak berhasil” ditutup Gubernur-gubernur sebelumnya (termasuk yang berlatar belakang Jenderal).

Dengan tegas dan bertentangan dengan Perda Jakarta, Ahok menutup dan tidak berkompromi.

Mitos ke empat

Mitos Kelima.

Ahok kemudian berhasil “menguasai” panggung Jakarta. Ahok menjadi trendsetter yang dilihat sepak terjangnya.

Ahok adalah wajah Bhinneka Tunggal Ika. Ahok adalah wajah pluralisme dan keberagaman wajah Indonesia.