Pesantren Sa’adatuddaren tidak dapat dilepaskan sejarah panjang pesantren di Jambi. Pesantren Sa’adatuddaren merupakan salah satu Pondok Pesantren tertua di Kota Jambi.
Terletak di Tahtul Yaman - Pelayangan, Kota Jambi. Berdekatan dengan Jembatan Gentala Arasy. Jembatan yang menjadi ikonik masyarakat Jambi.
Didirikan oleh Al Mukarrom As-Syekh Kiai Haji Ahmad bin Syukur.
Beliau dianggap nenek moyang dari kiai/kiai dan tokoh yang memimpin Pesantren Sa’adatuddaren generasi setelahnya.
Pesantren Sa’adatuddaren adalah Organisasi Pendidikan yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan keagamaan yang bernama “Tsamaratul Insan” di masa penjajahan.
Sejak berdirinya Pesantren Sa’adatuddaren, telah menyelenggarakan Pendidikan Madrasah Dinniyah yang kemudian menarik perhatian masyarakat. Baik sekitar kota Jambi maupun diluar kota Jambi.
Untuk memoderasi maka diambil langkah-langkah dengan memadukan kurikulum antara sistem madrasah dan Pondok.
Sistem madrasah menonjolkkan pengajaran secara klasikal.
Sedangkan sistem pondok menonjolkan bimbingan dan pengasuhan dari guru selama 24 jam.
Pendidikan para ustad yang dikenal dengan nama Tarbiyatul Muallimin Al - Islamiyah (TMII).
Walaupun upaya moderasi terus dilakukan dibidang Pendidikan, namun Pesantren Sa’adatuddaren masih tetap mempertahankan keunggulan dan ciri khas pendidikannya. Salah satunya dengan memperdalam kajian kitab kuning (Kitab at-Turats).
Selain itu alumni Pesantren Sa’adatuddaren menekankan keunggulan ilmu. Dengan membimbing keagamaan pada pemahaman dalam membaca, menulis dan menerjemahkan Al Qur’an dan mengamalkannya.
Kekuataan dengan menekankan amal dan suluk dengan mempersiapkan Sumber daya Manusia berakhlakul karimah yang mampu merealisasikan Al Qur’an dalam perilaku sesuai dengan ajaran Islam.
Dibidang dakwah diharapkan menciptakan insan yang Imtaq dan Iptek, berbakti kepada orang tua dan menyebarkan islam dan memberikan manfaat untuk umat Manusia.
Baca juga : Sejarah Masuknya Islam di Jambi