02 Juni 2015

JOKOWI MELAWAN DUNIA



Dunia dikejutkan dengan langkah Jokowi yang “melawan” dan tidak tunduk kepada berbagai negara atas “kukuhnya” melaksanakan hukuman mati pelaku narkoba. Dengan tegas, Jokowi menolak permintaan dari Australia dan Brazil. Langkah ini kemudian membuat “dunia” penasaran dengan Jokowi.

Pelaksanaan hukuman mati dengan dalih “apapun” tidak dapat dibenarkan. Baik konstitusi yang tegas mengatur tentang “Hak untuk hidup” maupun berbagai kovenan PBB yang melarang menerapkan hukuman mati. Dari sisi ini kemudian, rengekan Australia tidak dihiraukan oleh Jokowi. Bahkan Sekjan PBB yang mengirimkan pesan agar tidak dilaksanakan hukuman mati diabaikan oleh Jokowi. Jokowi “seakan-akan” menantang dunia.

Sorotan dan perhatian dunia kepada Jokowi dimulai dari Pilpres 2014. Majalah prestisius “TIME” memuat wajah Jokowi dalam bungkus majalah dan tulisan utama (headline). Hiruk pikuk pilpres kemudian menarik perhatian berbagai “rocker” dunia untuk memperhatikan Jokowi. Rocker dunia kemudian bersorak ketika Jokowi menjadi Presiden.

Namun harapan dunia kepada Jokowi kemudian mulai berpaling. Sikap kukuhnya Jokowi menerapkan hukuman mati dianggap sebagai melawan arus dunia yang menghendaki penundaan hukuman mati.

Belum selesai persoalan hukuman mati. Dunia sepakbola “dikejutkan” dengan pembekuan PSSI oleh Menpora. Intervensi Pemerintah kepada organisasi sepakbola tertua ini kemudian dilawan FIFA. FIFA kemudian “menghukum” Indonesia dari percaturan berbagai pertandingan dunia. Indonesia kemudian “dijewer” agar Jokowi “melunak” dan mencabut intervensi kepada PSSI. Namun bukannya melunak. Jokowi malah menerangkan berbagai rencana untuk pembenahan sepakbola Indonesia. Jokowi bukanlah “pangeran flamboyan” yang menjaga citra. Jokowi bukanlah “rekan” yang suka menyenangkan suasana diplomatik internasional. Jokowi adalah “seorang peracik ulung” yang menghitung kekuatannya dan menghitung kekuatan musuh.

Strategi ini pernah digunakan, ketika Jokowi menolak tawaran Bank Dunia dalam proyek di Jakarta ketika menjadi Gubernur DKI. Dengan enteng, Jokowi meninggalkan tim lobi Bank Dunia yang menawarkan proyek namun dengan bunga yang tinggi. Dengan enteng pula Jokowi berujar. Jakarta punya duit yang ditawarkan Bank Dunia.

Dengan strategi yang disusun dan terencana, Jokowi melawan PBB, Australia, Brazil dalam persoalan hukuman mati. Mengabaikan FIFA ketika intervensi PSSI sehingga PSSI kemudian dibekukan oleh FIFA. Bahkan melawan Bank Dunia ketika menjadi Gubernur DKI. Semuanya tentu saja sudah diperhitungkan dengan jitu. Perlawanan Jokowi didasarkan kepada perhitungan yang matang.

Lengkap sudah. PBB, Australia, Brazil, FIFA dan Bank Dunia. Simbol-simbol dunia sudah mulai dilawan Jokowi. Hmm. Boleh juga nyali Jokowi.