Beberapa
waktu yang lalu, Kapolda Brigjen Pol Bambang Sudarisman digantikan
oleh Brigjen Pol Drs Luthfi Lubihanto. Brigjen Pol Bambang Sudarisman
kemudian menjadi Dalops Asops Polri. Sedangkan Brigjen Pol Drs
Luthfi Lubihanto pernah bertugas di Jambi sebagai Irwasda Polda
Jambi tahun 2011.
Pergantian
Kapolda Jambi menimbulkan harapan segar setelah Kapolda sebelumnya
mengisi jabatan sebagai Kapolda Jambi dengan berbagai peristiwa yang
menarik perhatian masyarakat Jambi.
Mengenal
Brigjen Pol Bambang Sudarisman memang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat Jambi. Bertugas sebagai Kapolsek Telanaipura, Kapoltabes
Jambi dan kembali lagi ke Jambi sebagai Kapolda Jambi memang
mempunyai ingatan kolektif di masyarakat Jambi. Brigjen Pol Bambang
Sudarisman sudah menjadi bagian dari masyarakat Jambi.
Terlepas
dari pecahnya peristiwa di berbagai tempat dalam periode jabatan
sebagai Kapolda Jambi seperti pembakaran Polsek Limun di Sarolangun,
seruan tegas untuk menegakkan hukum terhadap aktivitas pertambangan
di hulu sungai Batanghari disuarakan oleh Kapolda Jambi Brigjen Pol
Bambang Sudarisman.
Sorotan
terhadap aktivitas di kawasan hulu sungai Batanghari dalam pengerukan
penambangan emas seperti di Merangin dan Sarolangun kemudian membuat
Kapolda Jambi Brigjen Pol Bambang Sudarisman mengeluarkan maklumat
untuk melakukan tindakan hukum. Maklumat ini disampaikan pada oktober
2014 dalam berbagai kesempatan dengan media massa.
Aktivitas
penambangan telah merusak berbagai sungai di hulu Batanghari
menimbulkan kegeraman Kapolda Jambi.
Sebagai
contoh di Hulu Sungai Batang Masumai, Kabupaten Merangin sudah
tercemar tersebut sudah tidak layak lagi digunakan warga untuk
kebutuhan sehari-hari (Masak, mandi atau mencuci). Aktivitas ini
meresahkan. Pengrusakan bahkan mampu mengoperasikan 100 alat berat.
Limbah kemudian dibuang kesuangi.
Tidak
hanya di Mesumai. Diperkirakan lebih dari 30 sungai dan anak sungai
di Kabupaten Merangin, Sarolangun, Tebo, dan Batanghari tercemar
limbah tambang emas. Limbah berupa lumpur, besi, arsenik, hingga
merkuri. Bahkan untuk Kabupaten Merangin sendiri telah berkurang dari
30 ribu hektar menjadi 26 ribu hektar (12,4 %).
Padahal
Sungai Batanghari merupakan muara dari sembilan hulu anak sungai
(Sungai-sungai besar yang merupakan anak Sungai Batanghari adalah
Batang Asai, Batang Tembesi, Batang Merangin, Batang Tabir, Batang
Tebo, Batang Sumay, Batang Bungo, dan Batang Suliti.). Sungai
Batanghari kemudian mempertemukan berbagai Sungai-sungai Besar di
Jambi.
Para
ahli sudah mengingatkan bahaya bahan-bahan kimia akibat pertambangan
terutama. Merkuri sebagai bahan untuk pemurnian emas. Dengan hanya
0,01 miligram per liter (mg/l), logam berat itu sudah menyebabkan
kematian. Dalam konsentrasi yang lebih rendah pun sangat berbahaya.
Merkuri dalam tubuh bersifat akumulatif.
Merkuri
alias air raksa (Hydrargyrum, Hg) menginfiltrasi jaringan dalam
tubuh. Jaringan dan organ rusak, janin cacat, serta intelektualitas
(IQ) jongkok. Kejadian ini mengingatkan tragedi Minamata yang
mengakibatkan 3000 warga Teluk Minamata menderita penyakit aneh,
mutasi genetika dan tidak dapat disembuhkan.
Dari
16 titik sampling di sepanjang DAS Sungai Batanghari, lima titik
tercemar sedang. Sedangkan sisanya tercemar limbah berat.
Tidak
hanya menimbulkan pencemaran di hulu sungai Batanghari, akibat
aktivitas pertambangan kemudian menimbulkan Banjir. Tahun 2015 saja
telah mengakibatkan sekitar 843 rumah terendam tahun 2013. Pada tahun
2015, Banjir ini kemudian menenggelamkan Desa-desa seperti Tiga Alur,
Dusun Baru, Desa Bukit, Desa Perentak dan Desa Bungo Tanjung yang
terletak di Kecamatan Pangkalan Jambi, Merangin. Banjir yang tidak
perlu terjadi. Melihat topografi, maka daerah ini tidak pernah
mengalami banjir. Namun sekarang sering mengalami banjir. Banjir yang
tidak disebabkan oleh alam namun karena aktivitas manusia.
Tidak
cukup terhadap tercemar sungai-sungai dan banjir. Akibat aktivitas
pertambangan menimbulkan korban. Pada Desember 2014 mengakibatkan 3
orang tewas di Renah Pembarap. Padahal 2 bulan sebelumnya juga
mengakibatkan 2 orang tewas. Belum lagi pada bulan Mei 2014
mengakibatkan tewas 4 orang di Batangasai, Sarolangun. Angka ini
kemudian bisa dilihat ketika tewas 2 orang bulan September 2013.
Angka-angka ini sekedar mewakili kesuraman pengelolaan buruk di
sektor tambang yang berhasil diliput oleh media. Angka-angka itu
seperti gunung es. Hanya tampak di permukaan.
Melihat
kesuraman terhadap aktivitas pertambangan, sehingga kegeraman Kapolda
Jambi Brigjen Pol Bambang Sudarisman kemudian menimbulkan harapan
terhadap penyelesaian secara hukum (law enforcement). Kapolda Jambi
pasti mengetahui akar, aktor bahkan sindikat yang menghancurkan
berbagai hulu sungai. Sehingga tidak salah kemudian maklumat yang
dikeluarkan Kapolda Jambi menimbulkan harapan dapat menyelesaikan
persoalan hulu di Sungai Batanghari.
Namun
berlalunya waktu, seruan maklumat yang dikeluarkan Kapolda Jambi
Brigjen Pol Bambang Sudarisman belum menghasilkan. Sampai digantikan
oleh Brigjen Pol Drs Luthfi Lubihanto, aktivitas pertambangan masih
berlangsung. Hampir praktis tidak terdengar proses hukum terhadap
penegakkan hukum di kawasan untuk menghentikan aktivitas
pertambangan.
Seruan
dan maklumat untuk menegakkan hukum berlalu bersamanya waktu. Seruan
dan maklumat ini kemudian “seakan-akan” tidak bernyali untuk
menyelesaikan persoalan penegakkan hukum. Wibawa terhadap seruan dan
maklumat menjadi terkikis dan hilang.
Tentu
saja pergantian Kapolda Jambi harus diwujudkan dengan memenuhi janji
Kapolda Brigjen Pol Bambang Sudarisman. Kapolda Jambi yang baru
Brigjen Pol Luthfi Lubihanto harus mampu membuktikan wibawa penegak
hukum. Brigjen Pol Luthfi Lubihanto harus dapat memenuhi rasa
keadilan masyarakat yang terabaikan akibat aktivitas pertambangan.
Negara harus hadir untuk memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat sebagaiman diatur didalam konstitusi.
Harapan
itu senantiasa ditumpukan kepada puncak pucuk pimpinan Kepolisian
Jambi.
Pergantian
Kapolda Jambi mempunyai makna. Makna untuk adanya harapan memastikan
lingkungan yang baik di Jambi. Apabila harapan itu tidak terwujudkan.
Tidak salah kemudian pergantian Kapolda hanyalah peristiwa biasa.
Tidak bermakna di tengah masyarakat.
Selamat
Jalan Brigjen Bambang Sudarisman. Selamat datang Brigjen Pol Luthfi
Lubihanto
Dimuat di Harian Jambi Independent, 10 Juni 2015.
Dimuat di Harian Jambi Independent, 10 Juni 2015.