Lagu The Rain feat Endank Soekamti yang berjudul “Terlatih Patah Hati” menjadi popular setelah adanya bait “barisan Para mantan”. Dengan lirik nakal
sambil mengutarakan isi hatinya seperti bait “Bertepuk sebelah tangan (sudah biasa). Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa)”
kemudian diakhiri dengna bait “barisan
para mantan” menjadi sikap galau dan pilihan hati para lelaki yang ditinggalkan
sang Pacar.
Lagu ini kemudian popular dan menjadi hits
untuk menghiasi belantika music Indonesia tahun 2013. The Rain dan band Endank
Soekamti melukiskan kegelisahan hatinya yang tidak juga mendapatkan pacar. Atau
pacar yang meninggalkannya tanpa kabar. Bait
“Barisan para mantan” kemudian
menghiasi tangga lalu di radio.
Kegagalan cinta tidak membuat The Rain
mendayu-dayu persis Film India yang melihat kepergian kekasihnya diiringi air
hujan. Lihat juga syair dari “D’Masiv” didalam lagunya “Sudahi Perih ini”, “Apa yang harus. Ku lakukan lagi bila kau tak setia. Karena aku hanya
seorang manusiaYang tak kau anggap.
Sedangkan “Kerispatih” begitu mendalam. “Aku Memang Terlanjur Mencintaimu. Dan Tak Pernah Ku Sesali Itu. Seluruh
Jiwa Telah Ku Serahkan. Menggenggam Janji Setiaku. Kumohon Jangan Jadikan Semua Ini. Alasan Kau Menyakitiku. Meskipun
Cintamu Tak Hanya Untukku. Tapi Cobalah Sejenak Mengerti.
Atau lagu dangdut Bang Haji, menyanyikan
lirik lagu "Cukup sekali aku
merasa.... kegagalan cinta... takkan terulang keda kali di dalam hidupku."
Begitu juga Ungu didalam lagunya “Seberapa salahkah diriku. Hingga kau sakiti
aku begitu menusukku. Inikah caramu membalas. Aku yang selalu ada saat kau
terluka".
Kegagalan cinta dapat dikategorikan sebagai
galau (dalam istilah anak muda sekarang
adalah baper/bawa perasaan). Dalam ilmu psikologi sering disebut Seasonal
Affective Disorder (SAD). Seasonal Affective Disorder adalah kondisi psikologi
yang berkaitan dengan perubahan mood seseorang, menyebabkan mengalami fluktuasi
perasaan mulai dari yang positif hingga negatif, mulai dari menjadi bersemangat
hingga sedih.
Hal serupa juga dijelaskan oleh Jennifer
Eastwood pada tulisannya yang berjudul "Understanding
Seasonal Affective Disorder". Dan ketika penjelasan Biologi,
Kedokteran dirangkai dengan kajian Psikologi akhirnya bisa dipahami bagaimana
Mesin Galau bekerja.
Kegalauan seorang mantan kemudian menular
menjadi baper. Baper kemudian menghinggapi ubun-ubun sehingga segala sesuatu
teringat kepada kenangan masa lalu. Dalam ranah politik biasa dikenal sebagai “post power sindrom”.
“Post power
sindrom” dirasakan oleh sang mantan. Dari yang
dipuja-puji, ditunggu di setiap pertemuan. Pidato didengar. Suara gemuruh dan
kekaguman dan rasa hormat kepada sang mantan. Sang mantan tentu saja ingin merasakan “suasana” dan kenangan yang
lalu sehingga kemudian merasa baper.
Tepuk tangan, suara teriakan pendukung juga
dirasakan oleh penyanyi popular. Namun putaran zaman yang kemudian mendatangkan
penyanyi baru dan kemudian melambungkan penyanyi baru dan kemudian meninggalkan
penyanyi lama kemudian membuat sang penyanyi tua kemudian tenggelam dan
terlibat narkoba.
Berbeda dengan sang
mantan yang sedang baper akibat “post
power sindrom”, The
Rain bukanlah alay. Yang meneteskan airmata ketika gagal bercinta.
Sebagai pemusik, The Rain
mampu mengolah kegelisahan hati menjadi bait-bait dan nada tetap gembira. Persis
yang dilakukan oleh Cross Bottom yang berjudul “9 Tahun”. Sembilan tahun
lamanya tak ku duga jadi sia-sia. Ku berjuang demi cinta kini sudah tak ada
artinya Engkau telah berpaling menjauh dariku..
The
Rain sudah terlatih melewati patah hati. “Begini rasanya
terlatih patah hati. Hadapi getirnya terlatih disakiti”
Dan
kemudian melewati baper dengan menciptakan lagu. Dan tentu tetap menghentak
khas anak muda. Sembari mengejek “post power sindrom” dengan bait-bait “Terima
kasih kalian. Barisan para mantan”.
Tapi The Rain kemudian “Terluka itu
pasti tapi aku tetap bernyanyi”.