Banyak yang berfikir “pertemuan
alumni” merupakan ajang pamer kesuksesan dari para alumni. Atau bisa juga
menuduh “pamer” kekayaan.
Namun “suasana” itu kemudian
luruh. Tidak terlihat suasananya sama sekali. Semuanya berbaur.
Pertemuan Reuni Akbar Fakultas
Hukum Unja di Mendalo tanggal 16 Desember 2017 merupakan pertemuan alumni
Fakultas Hukum yang pertama (seingat saya) diadakan secara besar-besaran.
Dengan melihat muka-muka yang kukenal “telah sukses” di berbagai bidang membuat
“suasana” menjadi heboh.
Saya harus bergegas (Tidak tidur
semalaman) dari Jakarta menuju bandara Soetta. Terbayang akan kemeriahan
bertemu dengan teman-teman yang sudah lama tidak bersua. Bertemu dengan
senior-senior ataupun adik tingkat alumni. Saya tidak bisa membayangkan akan
bertemu dengan siapa saja. Namun “posting” di berbagai media social membuat
pertemuan alumni akbar terlalu saying dilewatkan.
Tidak ada “yang merasa” harus
dilayani “bak Raja” atau “protokoler” yang biasa disandang. Dengan kedatangan
dari berbagai penjuru nusantara, pertemuan merupakan “kangen-kangenan” setelah
selesai kuliah di kampus.
Fakultas Hukum Unja yang
dilahirkan sejak tahun 1963 merupakan salah satu Fakultas Hukum tertua di
Universitas Jambi. Alumninya sudah tersebar di berbagai “posisi” penting baik
di birokrat, apparat penegak hokum, petinggi partai, anggota parlemen maupun
sukses di bidang masing-masing. Beberapa kukenal memilih menjadi jurnalis dan
memegang organisasi dan menjadi pimpinan redaksi yang mumpuni.
Dengan melihat “beberapa” senior”
yang kukenal dalam praktek di dunia hokum, aku berkesempatan “bersapa” setelah
cuma sekedar “hai” di dunia maya. Tersebar memanjang sebagai hakim, jaksa,
polisi, pengacara, pejabat pemerintah hingga anggota DPRD dan ketua partai.
Momentum yang sangat langka apabila selama ini “cuma” silahturahmi di berbagai
kesempatan terpisah.
Dengan “dipanggil”nya MC setiap
periode masing-masing angkatan, kesemuanya berbaur naik ke panggung dan
berjoget bergembira “meluapkan” perasaan. Sebuah peristiwa yang tidak mungkin
akan kutemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan wajah cerah dan baju kaos
dominan “merah-putih” khas “anak hokum”, setiap sudut terdengar “nada cengkrama”
dengan gelak tawa berbahagia. Tidak lupa bersalaman sambil “mengingat” masa
kuliah.
Setiap lagu yang ditampilkan
membuat kaki hendak melangkah dan mengikuti music untuk berjoget bergembira.
Dengan “mengisi” posisi puncak
sebagai Rektor, Dekan Fakultas Hukum dan Dekan FISIP, alumni Fakultas Hukum
Unja “sudah saatnya” menunjukkan “taring” mengisi “pergulatan” dunia hokum.
Tersebarnya Alumni Fakultas Hukum UNJA juga membuktikan alumni FH UNJA tidak
cuma jago tarung di Mendalo. Tapi sudah mampu bertarung dengan alumni-alumni
dari kampus besar Indonesia.
Sudah saatnya alumni menghasilkan
berbagai produk pemikiran yang mengisi khazanah wacana hokum nasional. Tidak
hanya jago di mendalo.
Mari kita siapkan energy untuk
mengisi agenda selanjutnya.