27 Desember 2017

opini musri nauli : Penghormatan terhadap Kepemimpinan

 


Ditengah masyarakat, penghormatan terhadap pemimpin diucapkan berbagai seloko seperti “Alam sekato Rajo. Negeri sekato Batin. Atau “Alam Berajo, Rantau Berjenang, Negeri Bebatin, Luhak Berpenghulu, Kampung betuo, Rumah betengganai”

Setiap ucapan, perbuatannya, pandangan, sikap kemudian diikuti orang banyak. Yang berhak untuk memutih menghitamkan Yang memakan habis, memancung putus, dipapan jangan berentak, diduri jangan menginjek. “Disitu kusut diselesaikan. Disitu keruh dijernihkan. Disitu kesat sama diampelas. Disitu bongkol sama ditarah. “didahulukan selangkah”. Dilebihkan sekata`. Tempat pegi betanyo. Tempat balek becerito”.


Sehingga setiap tempat di Jambi kemudian diberi penghormatan terhadap kepemimpinannya.


Di Marga Batin Pengambang disebutkan disebutkan adanya Rio Cekdi Pemangku Rajo. Yang bertugas menjaga pintu dari Timur. Dengan wilayahnya Bathin Pengambang, Batu berugo, Narso. Debalang Sutan yang bertugas menjaga pintu di sebelah selatan.


Dengan wilayah Sekeladi, Guguk tinggi, Tangkui, Padang Baru. Menti Kusumo yang bertugas menjaga pintu dari Utara. Dengan wilayah Rantau Jungkai, Renah Kemang, Sungai keradak. Debalang Rajo yang  menjaga pintu dari barat. Dengan wilayah Muara Simpang, narso kecil.


Penempatan “penjagaan” yang bertugas empat penjuru mata angin seperti di Marga Batin Pengambang seperti Rio Cekdi Pemangku Rajo (Timur), Debalang Sutan (Selatan), Menti Kusumo (Utara) Debalang Rajo (barat) adalah “punggawa” menjaga pemukiman Marga Batin Pengambang.


Marga Serampas dikenal Depati Seri Bumi Puti Pemuncak Alam Serampas, Depati Pulang Jawa, Depati Singo Negaro, Depati Karti Mudo Menggalo, Depati Seniudo, Depati Payung, Depati Kertau, Depati Siba.


Di Marga Sungai Tenang dikenal gelar seperti Depati Suko Merajo (Dusun Gedang), Depati Tuo Menggalo (Dusun Tanjung Mudo), Rio Penganggun Jago Bayo (Dusun Tanjung Alam), Depati Suko Dirajo (Dusun Kotobaru), Depati Suko Menggalo (Dusun Tanjung Benuang), Depati Gento Rajo (Pulau Tengah), Pemangku Sanggo Ning di Rajo (Desa Renah Pelaan), Depati Sungai Rito (Rantau Suli), Depati Payung (Desa Pematang Pauh), Sako Rio Pembarap (Dusun Koto Teguh).


Marga Tiang Pumpung dikenal Depati Manjuang (Muara Siau), Depati Agung (Pulau Raman), Rio Depati (Sekancing), Depati Purbo Alam (Dusun Baru, Renah Jelmu, Muara Sakai, Beringin Sanggul dan Renah Manggis). Depati Permai Yudo (Pulau Bayur), Depati Suko Berajo (Selango).


Didalam Marga Renah Pembarap dikenal Depati Mangku Rajo dan Depati Mangku Mudo dengan pusat Marga Renah Pembarap di Guguk. Sedangkan di Marga Senggrahan dikenal Depati Tiang Menggalo di Dusun Kandang, Depati Depati Kuraco di Lubuk Beringin, Depati Renggo DiRajo di Lubuk Birah dan Rio Kemuyang di Durian Rambon.





Di Marga Senggarahan dikenal Depati Tiang Menggalo (Dusun Kandang, Depati Surau Gembala Halim (Dusun Klipit), Depati Kurawo (dusun Lubuk Beringin), Depati Renggo Rajo (Lubuk Birah) dan Rio Kemunyang (Dusun Durian Rambun).


Di Marga Batin IX ULU dikenal “Datuk Melako, Depati, Penghulu Makin, Penghulu dan Sumono. Sumono adalah kekuasaan Tertinggi.


Di Marga Datuk Nan Tigo dikenal  Datuk Temenggung, Datuk Ranggo, Datuk Demang. Datuk Temenggung berpusat di Dusun Mengkadai. Datuk Ranggo berpusat di Dusun Muara Mansao.

Sedangkan Datuk Demang berpusat di Kampung Pondok.


Marga Jujuhan mengenal Rio Petinggi dan Rio Agung. Istilah Rio kemudian menggantikan istilah kepala Desa di Kabupaten Bungo.


Selain Depati atau Rio dikenal Datuk, Ngebi dan Penghulu. Istilah Datuk dikenal berbagai tempat seperti Datuk Raja Nan Putih (Marga Pangkalan Jambu), Datuk Temenggung Suto Yudho (Marga VII Koto), Datuk (Marga Air Hitam, Marga Datuk nan Tigo).


Penghormatan Ngebi dikenal di Marga Maro Sebo Ulu. Sedangkan Istilah penghulu dikenal di Marga Pemayung Ulu dan Marga-marga yang terletak di daerah hilir Jambi. Seperti Marga Kumpeh Ulu, Marga Kumpeh, Marga Jebus. Di Marga Tungkal Ulu selain dikenal Penghulu juga dikenal Demang.


Penghormatan terhadap kepemimpinan ditandai dengan Seloko “Beliaulah memegang lantak nan dak goyang, cermin nan dak kabur, yang punya anak buah/rakyat banyak, yang memasukkan petang mengeluarkan pagi, beliaulah yang memuncak, urek nan menunggang dalam negeri.


Sifatnya harus adil, data bak sawah selupak, licin bak lantai bemban, beranak tiri beranak kandung, tidak tumbuh di papan nak berentak, tumbuh di di duri nak senginjek, tumbuh dimatao dipicingkan, tumbun perut dikempiskan. Kalo perlu beruk dirimbo disusukan, anak pangku diletakkan.


Begitu agungnya pemimpin ditandai dengan seloko Elok negeri dengan yang tuo. ramai Negeri oleh yang mudo”.