31 Agustus 2018

opini musri nauli : AHMAD DHANI


Menyimak kiprah Ahmad Dhani (Dewa) akhir-akhir ini yang menimbulkan polemic dan mengganggu nalar. Pernyataan yang kemudian menjadi heboh kemudian menimbulkan kontroversial. Mengapa seorang Ahmad Dhani kemudian malah berhadapan dengan Banser di Surabaya. Sebuah paradok.
Padahal ketika Dewa “dituduh” menghina dalam poster Laskar Cinta tahun 2005, justru Ahmad Dhani kemudian mengadu kepada Gusdur. Gusdur kemudian menenangkan persoalan sehingga tidak berkepanjangan. Sejak itu Ahmad Dhani kemudian menganggumi Gusdur.

Membicarakan Dewa tidak dapat dipisahkan dari Ahmad Dhani. Seorang tokoh music yang mumpuni dan pernah dinobatkan sebagai Tokoh Muda abad 20-an oleh media massa awal tahun 2000.

Sebagai musisi, Dewa kemudian melewati zaman keemasan. Lihatlah lagu-lagunya mampu mengoyak-ngoyak hati sang Pujangga. Lihatlah album seperti Dewa 19 (1992), Format Masa Depan (1994), Terbaik-terbaik (1995), Bintang Lima (2000), Laskar Cinta (2004), "Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia" (2008) dan "Bukan Cinta Manusia Biasa" (2009).

Syair-syairnya melambangkan “kedalaman makna’. Lihatlah “Kamulah Satu-satunya”. Laras hati Berkelana iris janji. Mengukir bisikan. Bisikan memacu hasrat. Desir-desir mimpi Isyaratkan legit dunia.
Kamulah satu – satunya. Yang ternyata mengerti aku. Maafkan aku selama ini. Yang sedikit melupakanmu.  Sgala santun Yang kau endap dijiwaku Tak terisap dulu Kini kecapkan sesalku. Anyaman cintamu. Terkoyak buram mataku

Atau syair Lagu “Kangen”. Kutrima suratmu. `Tlah kubaca dan aku mengerti. Betapa merindunya dirimu. aKan hadirnya diriku. Didalam hari-harimu Bersama lagi.
Kau tanyakan padaku. Kapan aku akan kembali lagi. Katamu kau tak kuasa. Melawan gejolak didalam dada. Yang membara menahan rasa.  Pertemuan kita nanti. Saat bersama dirimu.
Lagu romantic yang membuat istriku kesengsem dan terus dinyanyikan waktu kami kuliah dulu.

Lihatlah “Arjuna Mencari Cinta”. “Sudah kudaki gunung tertinggi. hanya untuk mencari dimana dirimu. sudah kujelajahi isi bumi hanya untuk dapat hidup bersamamu. sudah kuarungi arung samudra. hanya untuk mencari tepat berlabuh. mutapi semakin jauh ku mencari cinta semakin aku tak mengerti

Atau “Sedang ingin Bercinta’. Setiap ada kamu.. mengapa jantungku ini. Berdetak lebih kencang. Seperti genderang mau perang. Setiap ada kamu. mengapa darahku mengalir lebih cepat. Dari ujung kaki ke ujung kepala. Setiap ada kamu..otak ku berpikir. Bagaimana caranya untuk berdua bersama kamu

Namun puncak dari “kedalaman sufi-nya” dapat dilihat dari bait-bait syair Lagu “Laskar Cinta”. Laskar cinta.. sebarkanlah benih-benih cinta.. Musnahkanlah virus-virus benci..Virus yang bisa merusakkan jiwa.. Dan busukkan hati.. Laskar cinta.. ajarkanlah ilmu tentang cinta.. Karena cinta adalah hakikat Dan jalan yang terang bagi semua manusia. Jika.. kebencian meracunimu.. Kepada... manusia lainnya... maka sesungguhnya iblis... sudah berkuasa atas dirimu. Maka.. jangan pernah berharap.. aku.. akan mengasihi.. menyayangi.. Manusia manusia.. yang penuh benci.. seperti kamu...

Syairnya Laskar Cinta melambangkan kedalaman hakekat cinta kepada manusia. Lihatlah bait-baitnya.

Wahai jiwa-jiwa yang tenang..
Berhati-hatilah dirimu..
Kepada hati-hati yang penuh..
Dengan kebencian yang dalam..

Karena sesungguhnya iblis..
Ada dan bersemayam..
Dihati yang penuh dengan benci..
Dihati yang penuh dengan prasangka..

Bukankah kita memang tercipta dari laki-laki dan perempuan.
menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa yang pasti berbeda.
Bukankah kita memang harus saling mengenal dan menghormati,
bukan untuk saling bercerai-berai dan berperang angkat senjata.”

Lagu ini menegaskan. Sikap kepada kemanusiaan. Meletakkan diatas dari perbedaan. Sekaligus menempatkan Ahmad Dhani sebagai pemusik melewati sekat-sekat.

Kekaguman dengan tokoh-tokoh besar kemudian ditularkan menjadi nama-nama anaknya. Tokoh-tokoh besar Sufi yang kemudian menginspirasi. Al Gazali (Al, Si Sulung), Jalaludin Rumi (El), Syekh Abdul Qadir Jaelani (Dul, Si Bungsu).

Namun akhir-akhir ini, syair dan bait yang dituliskan didalam lagu “Laskar Cinta’ justru menjauhkan Ahmad Dhani.

Skandal dengan Mulan Jameela, rekan istrinya dalam group music “Ratu & Friends” membuat Maia Estianty meninggalkan rumah. Mereka kemudian berpisah setelah Ahmad Dhani kemudian mengawini Mulan Jameela. Sejak itu, kemudian istriku melarang memutar lagu-lagu Dewa dirumah.

“Suami kurang ajar” ujar istriku sewot. Akupun diam. Sambil membayangkan “tuah” Ahmad Dhani kemudian akan hilang. Itu sih kata orang tua dikampung. Meninggalkan istri disaat berjaya akan menjauhkan rejeki. Gubernur Sumut Gatot Pujo Negoro contohnya. Tertangkap KPK dengan istri mudanya. Evi Susanti

Peristiwa yang paling memalukan dan menjadi sorotan media Jerman ketika pakaian Dhani ini mirip dengan seragam para pemimpin Nazi. Pakaian ini disebut secara spesifik menyerupai jaket seragam pemimpin Nazi, Heinrich Himmler. Kemiripan tersebut diperkuat dengan pemasangan emblem merah pada kerah dan saku dada.

Padahal Jerman sendiri malu dengan kelakuan Nazi. Nazi yang terdapat didalam Hitler sebagai bangsa Arya (uber alles), menganggap sebagai bangsa terbaik didunia. Melakukan pembantaian dan menyebabkan perang dunia II.

Pelan tapi pasti. Ahmad Dhani kemudian banyak menyebarkan gagasan rasial. Twitter tahun 2016 kemudian menyebutkan “sikap bangsa mongol yg mau menjajah Nusantara thn 1200 an. Begitu juga twitternya “Silahkan potong kelamin kalian supaya jelas jenis kelamin kalian”. Atau tahun yang sama, twitternya “Pemimpin non muslim itu sama haramnya dengan LGBT & Babi.

Lalu dimana Ahmad Dhani sekarang.

Sudah, ah. Baladewa sudah meninggalkannya. “Tuahnya” sudah habis. Dia kemudian berkhianat dengan syair dan bait-bait Dewa. Dia kemudian terpuruk sepi. Tenggelam dalam hiruk pikuk politik.