NAK
Nak. Ayahmu bukankah
keturunan kaya. Bukan juga mempunyai kekayaan.
Namun ayahmu berjanji.
Mengajakmu kelilingi dunia. Menatap dunia dengan keindahannya.
Pergilah. letakkan gadgetmu.
Tinggalkan ruangan.
Pergilah menghirup udara
segar.
Lihatlah indahnya
Indonesia.
Gunung, Danau, Laut,
bukit, Sungai.
Air yang mengalir.
Udara sejuk dipagi hari.
Pohon yang terus memancarkan kesejukan.
udara bersih yang terus memancarkan aura kehidupan.
Pohon yang terus memancarkan kesejukan.
udara bersih yang terus memancarkan aura kehidupan.
Nak. Tinggalkan cerita
basi diruang maya.
Dengarlah cerita nyata
tentang ibumu yang membuat rendang.
Cerita tentang Pinukuik,
padamaran, dendeng batokok, sayur asam, pucuk ubi tumbuk.
Ramuan makanan istimewa
dibuatkan perempuan Indonesia.
Memadukan ramuan,
bumbu-bumbu yang terkenal menjaga kesehatan.
Kunyit, lengkuas, bawang
merah, cabe, garam, jeruk nipis sebagai penyedap rasa.
Nak. Temanku di Eropa
sering mengeluh. Mereka iri dengan kekayaan alam kita.
Hutan tumbuh lebat.
Segala ramu-ramuan, rempah-rempah hidup dan terdapat disekitar kita.
Mereka rela mengumpulkan
uang. Menabung tahunan hanya untuk melihat mekarnya bunga.
Atau cuma mendengarkan
suara Orang utan yang berteriak dihutan alam.
Mereka juga bercerita.
Bagaimana nenek moyang mereka rela datang ke nusantara. Hanya untuk mendapatkan
rempah-rempah.
Rempah-rempah yang
menjadi impian petualang Eropa rela berjalan mengitari setengah bumi.
Untuk mendapatkanya.
Nak. Datanglah tempat
yang temanmu ceritakan. Lihatlah pemandangan yang indah.
Kemudian datanglah
tempat yang diceritakan kakekmu, nenekmu, Ibumu, ayahmu, semua
saudara-saudaramu.
Kemudian ceritakan
kepada teman-temanmu.
Lihatlah berbagai ragam
kulit, rambut dan wajah manusia didunia.
Mereka berbeda suku,
ras, jenis kelamin hingga berbeda bangsa.
Namun tetap satu jiwa.
Kejujuran, keramahan, ketulusan dan menawarkan persahabatan.
Tanpa sekat. Apalagi
agama.
Nak. Jangan percaya
hasil bidikan lensa kamera dalam gambar.
Saksikan dengan mata dan
kepalamu sendiri.
Gambar adalah “pengolahan
teknologi” untuk membuat indah.
Yang ditutupi lensa dan
diolah sesuka-suka pemotret.
Matamu lebih indah
daripada lensa. Matamu tidak bisa berdusta.
Yang digambar “hanya
biasa-biasa” saja namun ternyata matamu lebih indah memandangnya.
Nak. Engkau tidak perlu
bertengkar tentang bentuk bumi.
Engkau cukup kelilingi
dunia. Sembari membawa Globe sembari tertawa.
Biarkanlah mereka dengan
“katak” yang suka dibawah tempurung.
Namun nikmati dunia
dengan keindahannya.
Nak. Apabila engkau
sudah mengitari dunia. Ceritakan kepada teman-temanmu.
Kepada adik-adikmu.
Kepada saudara-saudaramu.
Kemudian kepada
anak-anakmu.
Suatu saat kelak.
Apabila anakmu kemudian datang ketempat yang engkau ceritakan.
Mereka akan bangga.
Jejak kakimu menjulang keangkasa. Menapak bumi
Sembari tersenyum,
engkau berkata “Oh. Indonesia. Tidak cuma selebar tempurung.
Tidak sekedar jauhnya
dari lorong rumahmu.
Jambi, 12 Juni 2019