Ketika beberapa teman-teman menyodorkan nama Al Haris dan Abdullah Sani sebagai tokoh masyarakat didalam keanggotan Dewan Kehormatan DPC Peradi Jambi, saya hanya “tersenyum”. Selain yang menyodorkan adalah teman-teman yang mempunyai relasi yang baik dengan tokoh masyarakat, nama-nama yang disodorkan relatif tidak menimbukan resistensi. Bahkan kemudian “diterima dengan plong”.
Al Haris sering kami panggil panggilan akrab “Pak Bupati”. Kadang juga “Pak Bup”. Sedangkan “Abdullah Sani” malah sering dipanggil “yai”. Kadang “Yai sani”.
Keduanya lebih “menampakkan” seperti “kakak-adik.
Dalam interaksi sehari-hari, keduanya kemudian dikenal lebih tepat sebagai “teman bercanda”. Entah “siapa yang memulai”, tapi berbagai joke sering mengalir.
Sebagai “ulama” yang dibesarkan dalam tradisi NU, Yai sani lebih sering menampilkan joke-joke. Entah dengan berbagai joke yang dikenal dalam tradisi NU ataupun joke-joke spontan yang membuat kami terpingkal-pingkal.
Berbagai pertemuan baik pertemuan diluar agenda pilkada, pertemuan sebelum pendaftaran pilkada maupun berbagai kesempatan yang terlalu sayang untuk dilewatkan.
Sebagai ulama yang dihormati di Jambi, Yai sani berfikir cepat untuk mengolah “tema-tema” yang rumit” namun “seakan-akan” menyihir penyimak untuk mendengarkan pandangannya.
Namun dasar “tukang kocak”. Setelah “sekedar” membicarakan substansi yang akan ditajam dalam pembahasan, sering kali “keusilan” lebih muncul daripada “membahas” kerumitan”. Tertawapun berderai didalam ruangan.
Atau kisah ketika mengikuti “seleksi” dan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi.
Dengan waktu yang relatif lama, saya sedang “merasakan” siksaan batin yang dirasakan oleh Yai.
Akhirnya betul.
Dikisahkan. Ketika pemeriksaan yang memakan waktu hampir 2 jam. Setelah “pemeriksaan” selesai. Ketika Dokter kemudian bertanya sebelum menyelesaikan pemeriksaan, pertanyaan standar ditanyakan kepada Yai sani.
“Ada keluhan, yai ?“, tanya sang Dokter untuk mengakhiri pemeriksaan.
“Ada dok”, jawab Yai Sani.
“Ada apa, yai ?, tanya dokter heran. Padahal hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan.
“Sudah lama saya tersiksa. Sudah 2 jam saya tidak merokok”, jawab Yai Sani polos.
“Silahkan, yai”, kata sang dokter tertawa.
Akhirnya Yai sani segera keluar ruangan. Menikmati rokok khasnya. Lepas dari “siksaannya”.
Kamipu tertawa mendengar cerita yai.
Jadi. Jangan dibayangkan pertemuan dengan kandidat akan “seperti Pilkada”. Berbagai pertemuan membahas visi-misi, Program, rapat pemantapan, disela-sela kegiatan lain, suasana gelak dan guyon lebih terasa.
Tidak ada satupun yang merasa dibebani bertemu dengan Yai Sani. Semuanya bergembira.
Alhamdulilah. Akhirnya KPU Provinsi Jambi kemudian menetapkan. Al Haris – Abdullah Sani sebagai calon Gubernur Jambi dan Wakil Gubernur Jambi 2020.
Semoga gelak tawa dan guyonan membuat kami selalu tertawa menghadapi Pilkada, Yai.
Pencarian terkait : Musri nauli, opini musri nauli, jambi dalam hukum, hukum adat jambi, jambi,
Opini Musri Nauli dapat dilihat : www.musri-nauli.blogspot.com