26 Januari 2021

opini musri nauli : Travel

 



Bang, mobil travel, ya ?, kata sang bengkel.. 

“Kenapa ?,Tanyaku heran ..

“Idak. Mobil cuma 15 hari sudah ganti oli, katanya menjelaskan.. 

“Oh.”, kataku menggangguk ..


Demikianlah pembicaraan singkat saya dengan bengkel mobil ketika mengganti oli setelah perjalanan akhir tahun. 


Teringat rute yang saya tempuh. Menjelang akhir tahun. 


Dimulai dari menjelang natalan 2020, kemudian menyusuri pulau sumatera, menyeberang Bakauheni – Merak, menyusuri Pulau Jawa, menyeberang Ketapang – Gilimanuk dan kemudian berakhir di Denpasar, Bali. 


Rute yang ditempuh mencapai 2200 km. Sehingga ketika sampai di Denpasar langsung digantikan oli Mobil. 


Pulang dari Denpasar, dua hari cuma istirahat di Jambi, langsung kembali ke Jakarta. Urusan Pilkada yang kemudian disidangkan di MK. 


Setelah kembali ke Jambi, mutar-mutar di Kota Jambi, kulihat argo slip kertas oli yang terpasang di setir mobil. Ternyata sudah harus diganti. 


Melihat rencana kembali ke Jakarta, jarak tempuh Jambi – Jakarta yang mencapai 800 km, akhirnya langsung ganti oli. Sehingga percakapan dengan montir bengkel menjadi terjawab. 


Mengapa saya suka sekali menggunakan angkutan darat untuk menempuh perjalanan jauh ke Ibukota Jakarta. 


Pertama. Saya merasakan betul jalan Jambi – Palembang yang pernah harus mencapai 8-9 jam. Rute yang masih dirasakan hingga sekarang. 


Walaupun rencana jalan tol Jambi – Betung sedang dikerjakan, namun diperkirakan baru dapat dinikmati akhir 2022. 


Rute ini sering ditempuh. Terutama melihat si Sulung yang kemudian memilih kuliah di Unsri. Rute yang praktis setiap bulan ditempuh. 


Belum lagi ada urusan persidangan di PN Palembang. Yang mesti ditempuh setiap minggu. Untuk menghadiri persidangan. 


Tidak lama kemudian setelah si sulung menyelesaikan kuliah di Unsri, rute Jambi – Menggala kembali ditempuh. 


Rute Jambi – Menggala justru harus memakan waktu seharian penuh. 


Bayangkan. Jambi – Palembang 8-9 jam. Kemudian Palembang – Menggala bisa mencapai 7-9 jam. 


Rute ini kembali ditempuh hampir praktis setiap minggu untuk menghadiri persidangan di PN Menggala. Kabupaten yang termasuk kedalam Provinsi Lampung. 



Sedangkan Menggala ke Bandar Lampung bisa ditempuh 4 jam. Dan Bandar Lampung ke Bakauheni paling cepat 2-3 jam. 


Hampir praktis Palembang – Bakauheni bisa memakan waktu seharian penuh. 


Sehingga ketika adanya kabar jalan Tol Palembang – Bakauheni, sensasi menikmati perjalanan adalah memorial perjalanan panjang yang dirasakan. 


Bayangkan. 


Jalan tol Palembang – Bakauheni sejauh 380 km dapat ditempuh 4 – 4,5 jam. 


Sehingga dari Palembang setelah menempuh 2 jam, ternyata melewati tol menggala. 


Sensasi merasakan Palembang – Menggala yang semula 8-9 jam kemudian hanya 2 jam melewati tol adalah kenangan yang tetap menarik untuk dikenang. 


Sedangkan dari Tol menggala – Bakauheni “lagi-lagi” hanya ditempuh dua jam adalah kenikmatan tersendiri. 


Rute Jambi – Palembang – Menggala – Bandar Lampung – Bakauheni adalah rute yang dikenal Jalan Lintas Timur. 


Sedangkan tol Jambi – Palembang – Menggala – Bakauheni adalah rute yang berbeda dengan rute jalan Lintas Timur. Namun tetap beririsan. 


Sehingga hampir setiap tempat-tempat di rute jalan Lintas Timur selalu adanya tol (exit) di sepanjang tol. 


Sehingga perjalanan dari Palembang yang kemudian setelah dua jam bertemu dengan tol exit ke menggala adalah sensasi yang dirasakan sebelumnya 8-9 jam. 


Begitu juga ketika ketemu tol exit bandar lampung juga merasakan sensasi jauhnya jalur yang ditempuh ke Bakauheni. 


Rasa sensasi setiap melihat plang tol keluar nama-nama tempat seperti menggala dan Bandar Lampung adalah alasan yang membuat pilihan menggunakan angkutan darat Jambi – Jakarta menjadi jalur favorit yang masih senang saya lakukan.