10 Maret 2021

opini musri nauli : Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (3)

 


Setelah menjelaskan tentang asas-asas umum Pemerintahan Yang Baik sebagai pedoman hakim didalam memutuskan, berbagai yurisprudensi dengan tegas memberikan arahan yang jelas. 


Yurisprudensi MA No. 505 K/TUN/2012 dan Yurisprudensi MA No. 99/PK/2010, Hakim Agung memberikan makna bahwa asas kepastian hukum menghendaki agar Badan atau Pejabat TUN, dalam mengeluarkan KTUN, wajib mengutamakan landasan hukum yang didasari oleh kepatutan dan keadilan. 


Asas kepastian hukum formil menekankan pentingnya penghormatan hak seseorang yang telah diperoleh secara sadar. Asas kepastian hukum bertujuan untuk menjamin dan menjaga harkat martabat serta kedudukan warga negara sebagai negara yang memiliki HAM (Putusan Hakim No. 121/G/PTUN-BDG, Putusan No. 04/TUN/2001/PTUN.YK, Yurisprudensi MA No. 373 K/TUN/2002 dan Yurisprudensi MA No. 99/PK/2010)


Asas “tidak menyalahgunakan wewenang” yang sering digunakan dapat dilihat didalam Yurisprudensi MA No. 10 K/TUN/1982, Yurisprudensi MA No. 34 K/TUN/1992 dan Yurisprudensi MA No. 150 K/TUN/2001


Asas ini kemudian menekankan larangan mencampuradukkan wewenang (Putusan No. 70/G/1999/PTUN Mdn, Yurisprudensi MA No. 266 K/TUN/2001)


Dan pejabat atau badan TUN harus melakukan kewenangannya untuk tindakan sesuai dengan hukum dan ketentuan didalam peraturan perundang-undangan. 


Asas tertib penyelenggaraan Pemerintah dapat dilihat didalam Yurisprudensi MA No. 383 K/TUN/2012 dan Yurisprudensi No. 55 K/TUN/1992. 


Asas kecermatan adalah badan atau pejabat administrasi negara senantiasa bertindak secara hati-hati, mempertimbangkan secara cermat pada waktu membuat keputusan TUN (Yurisprudensi MA No. 150 K/TUN/1992, Yurisprudensi MA No. 213 K/TUN/2007, Yurisprudensi No. 101 K/TUN/2014) 


Baca Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (1)