17 Maret 2021

opini musri nauli : Dunia Lain

 



Jangan dibayangkan tema kali ini kita membicarakan tentang alam Semesta yang sering diperdebatkan ilmuwan ataupun kaum agamawan. Seperti mikro kosmos-makro kosmos. 


Tidak. Sama sekali tidak. 


Atau kita membicarakan berbagai adegan di acara televisi seperti “Dunia Lain”, “Dua dunia” yang menggambarkan alam mistik. Alam yang hanya dipantau melalui panca indra dan kemudian di televisi. 


Lagi-lagi. Sama sekali tidak. 


Tapi saya mengajak untuk kita mulai mendiskusikan berbagai pandangan orang lain ataupun dunia lain. Yang mungkin jauh dari liputan kita. 


Banyak sekali orang susah melihat hobi orang memancing. Bayangkan. Bisa 2-3 hari, cuma dapat cuma beberapa ekor ikan. 


Namun bagi para penikmat ataupun penggemar mancing, semata-mata bukan hanya mencari ikan. 


Belum lagi harus menggunakan kendaraan yang relatif jalannya tidak mudah ditembus. Entah harus memakai mobil double gardan ataupun berbecek-becek. 


Selain itu, sendirian, menunggu pancing, praktis berbicara apabila diperlukan, di kesunyian malam hingga pagi menjelang pagi adalah dunia yang memang susah dipahami. 


Selain itu dana yang dikeluarkan melebihi apabila kita membeli beberapa ekor ikan di pasar. 


Tapi coba tanya kepada para penggemar mancing. Selain pernyataan singkat “asyik”, kata-kata yang paling sering diungkapkan adalah “strike”. Ketika umpan dimakan ikan. 


Tali senar pancing yang bergoyang-goyang, mengikuti irama dan tarikkan ikan adalah “sensasi tersendiri”. Yang tidak mungkin tergantikan oleh keadaan apapun. Bahkan termasuk apabila cuma dikasih ikan di pasar ikan. 


Bahkan, para pemancing yang sudah Khatam urusan memancing, dari tarikkan senar pancing, mereka sudah mengetahui “ikan apa yang terpancing”. 


Selain itu mereka paham terhadap “dunia pancing-memancing”. Kalo pengen ikan betok, maka harus menggunakan pancing khusus betok. Termasuk umpannya. Demikian seterusnya. 


Dunia pancing memancing tidak dapat dipisahkan dari berbagai kegiatan aktivis lingkungan. 


Dalam perjalanan ke Bengkulu, setelah digelar berbagai rapat teknis, bukan “karton, spidol, ataupu berbagai pernak-pernik” yang mereka persiapkan. 


Tapi pancing, melengkapi umpan bahkan apabila mereka harus memperbaiki senar pancing. 


Begitu juga teman-teman Walhi Jambi. Praktis alat pancing jarang sekali ditinggalkan. Setelah pertemuan warga, malamnya bisa “semalaman” Mereka kemudian main di “payo, sungai” cuma sekedar memancing. 


Begitulah dunia pancing-memancing. Dunia yang saya sendiri kurang menikmatinya. 


Sedangkan apabila ke pondok, saya lebih suka membaca buku, sembari rebahan ataupun cuma berteriak mau mengajak makan ataupun jadwal ngopi. 


Begitu juga sebagian perempuan susah memahami hobi lelaki nonton bahkan sampai begadang untuk menonton sepakbola. Apalagi disiarkan secara langsung. 


Pertandingan yang banyak diputar di Eropa menyebabkan jadwal menonton harus dilihat di tengah malam. Bahkan menjelang pagi hari. 


“Bukankah ada “siaran tunda” ataupun tunggu saja besok harinya ?. Khan ada beritanya”, Tanya temanku. Sungguh tidak mengerti terhadap hobi lelaki. 


Begitu juga dunia milenial. Yang kurang dipahami oleh generasi saya ataupun generasi sesudah saya. 


Mereka terpesona dengan berbagai aplikasi yang memudahkan urusan mereka. 


Mereka suka menggunakan aplikasi untuk angkutan umum seperti go-jek ataupun grap. Sehingga mereka sama sekali tidak membutuhkan kendaraan pribadi untuk menunjang kegiatan mereka. 


Ataupun mereka sibuk berselfi-ria yang kemudian dimasukkan ke YouTube ataupun IG. 


Sehingga nama seperti Atta Halilintar tidak dapat dilepaskan dari dunia anak muda. Sehingga prosesi lamaran Atta Halilintar- Aurel yang kemudian disiarkan secara langsung adalah moment yang ditunggu-tunggu. 


Membicarakan Aurel tidak dapat dipisahkan kisah panjang Anang vs Krisdayanti. Sebuah melodrama yang mengharu-birukan jagat infotainment. 


Krisdayanti kemudian pergi dari rumah. Meninggalkan Anang dan anak-anaknya dirumah. Kawin dengan “saudagar kaya” dan kemudian ke Timor-Timur. 


Kisah melodrama juga terjadi di Ahmad Dhani vs Maya. Ahmad Dhani kemudian meninggalkan Maya (bahkan mengusir dari rumah) dan kawin dengan Mulan. 


Publik kemudian memihak kepada Anang. Sehingga setiap kehidupan anang kemudian menjadi perhatian masyarakat. Termasuk anak-anak Krisdayanti yang kemudian memilih bertempat tinggal dengan anak. 


Disaat usia masih muda, Aurel harus bergelut dengan kehidupan ayah dan ibunya. Dan puncak prosesi lamaran adalah “puncak mimpi” dari kehidupan Anang. 


Persis dalam kisah Putri dilamar Pangeran dalam cerita kerajaan. 


Begitu juga kisah Maya. Yang kemudian kawin dengan saudagar kaya. Publik mengikuti setiap kegiatan Maya. 


Maya kemudian berhasil menjadi orang yang dirindukan. Berbagai kisah kehidupannya kemudian banyak menulai pujian. 


Yang apes adalah saya. Saya dan istri penggemar Dewa. Namun sejak Ahmad Dhani mengawini Mulan, hampir praktis, lagu-lagu Ahmad Dhani ataupun Dewa dilarang diputar dihadapan istri. 


Begitulah kehidupan. 


Masih banyak sekali dunia lain yang harus dipahami. Kesalahan atau kegagalan memotret kehidupan dunia lain selain menyebabkan berbagai sumbatan komunikasi juga menimbulkan masalah di lapangan. 


Tim Menteri Sosial yang mendatangi SAD ternyata kemudian dimaki oleh masyarakat. Selain memang tradisi “memotret” paling ditabukan. 


Namun yang mengganggu pemikiran saya, apakah tidak ada Tim yang mengawal Menteri Sosial ? 


Apakah tidak ada Tim yang mengingatkan berbagai Aturan (pantang larang) apabila bertemu dengan SAD ? 


Kisah kedatangan Menteri Sosial juga sempat heboh sebelumnya. Waktu itu Khofifah membagi-bagikan rokok ketika hendak bertemu dengan masyarakat SAD. 


Lagi-lagi, berbagai kawan di nasional teriak-teriak. Dengan angkuh mereka mengatakan “Menteri sosial” tidak mendukung program Kesehatan dengan membagi-bagi rokok”. 


Padahal tradisi memberikan rokok adalah sikap tamu yang hendak bersahabat dengan masyarkat disana. 


Jadi harus dipahami sikap tamu yang ramah justru akan membuka komunikasi yang baik. Sehingga terbangun kepercayaan dan tulus didalam relasi sosial. 


Berbagai peristiwa yang terjadi di akhir-akhir ini selain kesulitan kita menangkap dibalik peristiwa, kita susah memahami dunia diluar daripada dunia kita. 


Dengan mulai memahami berbagai dunia diluar dunia ataupun alam pemikiran kita, kita kemudian mudah memahami berbagai gejala-gejala. Tanda-tanda disekitar kita. 


Dengan demikian maka Hidup menjadi berwarna.