11 April 2021

opini musri nauli : Penamaan Dusun (3)



Didalam Marga Sungai Tenang terdapat pembagian wilayah. Dengan menggunakan punggung (bukit) maka bisa ditentukan dusun asal dari Punggung Bukit Maka dikenal istilah “Pungguk 6”, “pungguk 9” dan Koto 10”.


Di Marga Batin Datuk Nan Tigo dikenal Dusun Bukit Tanggo Batu. Di MARGA BATANG ASAI TENGAH dikenal Bukit Lanca. 


Penamaan Bukit dapat dilihat sebagai Nama Marga Bukit Bulan.


Di Kerinci dikenal Hutan Adat Bukit Sembahyang dan Padun Gelanggang,

Hutan Adat Bukit Tinggai. Di Marga Batin II Ulu dikenal Bukit Bujang Dusun Senamat ulu Sebagai Hutan Adat dan telah dikukuhkan berdasarkan SK Bupati Kabupaten Bungo nomor 48/HUTBUN Tahun 2009 seluas 223 ha.


Istilah bukit dapat ditemukan didalam seloko seperti “Kebukit samo mendaki, kelurah samo menurun”


Penamaan Ujung dikenal di Marga Jujuhan sebagai kampong Ujung Tanjung. DI Marga Renah Pembarap mengenal Desa Parit Ujung Tanjung. Di Marga Pelawan dikenal Dusun Ujung Tanjung. Begitu juga di Marga Batin Pengambang.


Di Desa Sponjen dikenal Ujung Pematang Sirih dan Ujung sungai katung. Di Desa Sungai Bungur mengenal “Ujung Sungai Bungur”, “Ujung Pematang Tepulo”, “Ujung Pematang Sirih”, “Ujung Pematang Tepus”.


Di Desa Sungai Beras (Tanjabtim) mengenal “Ujung Sungai Buluh , Ujung Sungai Budaya, Ujung Parit Senang, Ujung Parit Teluk Pagar, Ujung  Parit Lapis Teluk Pagar, Ujung Sungai Beringin, Ujung Sungai Apok.


Di Marga Batin Datuk Nan Tigo mengenal “ujung Muara Limun”.


Seloko bak napuh diujung tanjung, ilang sikuk baganti sikuk, lapuk ali baganti ali  di Desa Baru Pelepat dan Desa Batu Kerbau serta Dusun Lubuk Telau (marga Pelepat).


Di Marga Sungai Tenang mengenal istilah “tanah ujung Batin” sebagai nama tempat Desa Beringin Tinggi. Penduduknya berasal dari Marga Batangasai dan Marga Batin Pengambang namun wilayah kemudian diberikan dari Marga Sungai Tenang. Sebagaimana seloko “Belalang Batin Pengambang, Tanah Koto Sepuluh. Koto Sepuluh termasuk kedalam Marga Sungai Tenang.


Di Marga Tungkal ulu Penamaan Dusun berdasarkan tipologi khas wilayah. Seperti Dusun Rantau Badak yang terdapat banyaknya badak di Rantau, banyaknya jenis kayu yang bernama Terap yang kemudian bernama Dusun Lubuk Terap. Banyaknya Kambing di Lubuk Kambing, banyaknya Rotan di dusun Sungai Rotan, banyaknya bernai. Bernai adalah nama buah-buahan. Hanya Ditempat ini ada bernai sehingga dinamakan Dusun Lubuk Bernai. Banyak pohon yang bernama pauh (sejenis palm) di Pematang Pauh, banyakya Tayas (buah-buahan sejenis mangga) di Dusun Tanjung Tayas atau banyaknya Bojo (sejenis kacang-kacangan) di Tanjung yang kemudian disebut Dusun Tanjung Bojo. Banyaknya Kebun yang kemudian disebut Dusun Kebun. Kebun kemudian dimaksudkan banyak kebun yang menghasilkan buah-buahan setiap musim. Dan banyaknya rusa dalam satu tempat. Kemudian bernama Dusun Suban.


Atau berdasarkan sifat tipologi nama tempat seperti Rantau yang lurus (lurus kemudian disebutkan benar) sehingga dinamakan Dusun Rantau Benar, Anak negeri yang berdagang yang kemudian dinamakan Dusun Pelabuhan Dagang, tempat bermainnya Raja kemudian bernama Dusun Taman Raja, Tebing yang tinggi kemudian bernama Dusun Tebing Tinggi, Dusun baru yang kemudian disebut Dusun Mudo atau kampong yang baru yang kemudian disebut Kampung Baru.


Selain penamaan dusun berdasarkan sifat dan khas tipologi, penamaan dusun juga berdasarkan tempat digunakan. Maka dikenal tempat penyabungan atau tempat bertemunya para pendekar yang kemudian disebut “Penyabungan”, nama sungai seperti Muara Dasal yang kemudian Kuala Dasal.


Namun yang unik adalah Dusun Dadang. Sebenarnya nama dusun disebut Dusun Padang. Namun dialek kemudian menyebutkan “dadang” (pengaruh pengucapan secara cepat) sehingga kemudian dusun bernama Dusun Dadang.


Disebut dengan Tebing tinggi karena Desa ini sebelumnya sering kebanjiran. Lokasi pemukiman penduduk dialihkan ke seberang sungai Batang hari yaitu di sebelah Timur Desa. Yang lokasinya antra sungai Peneradan dan Muara Sungai Muruh.Sebelumnya Daerah ini berlokasi sebelah Timur Baluran Rimbo, dekat sungai Batanghari yang pada masa itu disebut KUBURAN RANGKILING. Nama Tebing Tinggi diambil berdasarkan letak geograpis alamnya yang memiliki dataran cukup tinggi disbanding daerah lain di sekitarnya.


Di Marga Jujuhan dikenal “Pulau Batu” disebabkan di pulau adanya batu. Daerah ini kemudian dikenal sebagai tempat “Depati Sumarangen” Pulau Batu terdiri dari kampong Lubuk Tenam, Bukit Sari, Sari Mulya.