Tidak dapat dipungkiri, nama K. H. M. Ali bin Syekh Abdul Wahab al-Naqari (1934-2011) adalah ulama Jambi yang dikenal sebagai ulama besar (KH. M. Ali bin Syekh Abdul Wahab Al Nagari)
Tulisan tentang KH. M. Ali bin Syekh Abdul Wahab Al Nagari dituliskan oleh NUR HALIMAHl didalam tesisnya “MEMAHAMI KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN AL-BAQIYATUSH SHALIHAT KUALA TUNGKAL PROVINSI JAMBI”, Ulya Fuhaidah didalam skripsinya “PERKEMBANGAN TAREKAT QADIRIYAH-NAQSABANDIYAH (Studi di Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Jambi Indonesia) dan Ahmad Syukri Saleh yang disampaikan pada Konferensi Internasional Transformasi Sosial dan Intelektual Orang Banjar Kontemporer yang diselenggarakan oleh IAIN Antasari Banjarmasin, tgl. 10-11 Agustus 2016 yang berjudul “Kontribusi K. H. M. Ali Abdul Wahab dalam Melestarikan Tradisi Keilmuan Keagamaan Etnis Banjar di Kuala Tungkal, Provinsi Jambi, Ahmad Syukri Saleh menerangkan tentang K. H. M. Ali Abdul Wahab (KH Ali Abdul Wahab).
Menurut NUR HALIMAHl, kisah KH Ali Abdul Wahab Bermula Dari Pengajian Agama Yang Dipimpin Oleh K.H.M Ali Abdul Wahhab Yang Bertempat Di Rumah Beliau Sejak Tahun 1957 M. Pengajian Tersebut Terus Berjalan, Pada Tahun 1979 K.H.M Ali Abdul Wahhab Mengundang SYEKH MUHAMMAD NAWAWI yang Bermukim Di Berjan Porworejo Jawa Tengah Untuk Melakukan Bai’at Thoriqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah di antara yang ikut Bai’at Pada Saat Itu Adalah: K.H.M Ali Abdul Wahhab, K.H.M Subli Bin H.Ismail Dan Tuan Guru H.Ahmad Bukhari dll. Kurang lebih 28 tahun berjalan pengikut pengajian yang dilaksanakan di rumah beliau ini, dari masa kemasa terus bertambah, dan puncaknya pada tahun 1985 rumah beliau yang lumayan luas, tidak tertampung lagi untuk jama’ah pengajian. Dan akhirnya di putusakan untuk pindah ke Mesjid Agung Al Istiqamah yang tempatnya persis di depan rumah beliau.
Setiap tahun memperingati Haul Sekh Abdul Qadir Al Jailani di Mesjid Agung Al Istiqamah Kuala Tungkal.
Tahun demi tahun para hadirin yang mengikuti Peringatan haul Syekh Abdul Qadir Al Jailani yang dilaksanakan di Mesjid Agung Al Istiqamh ini bertambah banyak, hingga di mesjid Agung pun tak tertampung lagi karena banyaknya hadirin yang mengikuti acara ini. Hingga timbul keinginan untuk membangun tempat khusus untuk peringatan haul ini. Ide ini diajukan kepada dewan pengurus pengajian Majlis Ta’lim Al Hidayah yang telah di bentuk kepengurusannya sejak pengambilan Tariqah Qodiriyah Naqsabandiyyah. Ide itu pun disepakati dengan Lokasi pembangunan gedung di parit Gompong Kelurahan Tungkal Harapan Kuala Tungkal.
Ulya Fuhaidah kemudian menerangkan, Syeikh Muhammad Ali Abdul Wahab (1934-2011) adalah salah satu tokoh ulama terkemuka di Kuala Tungkal yang memperkenalkan ajaran Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah di Jambi. Beliau adalah salah satu pengajar di Perguruan Hidayatul Islamiah (PHI) dan juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren al Baqiyatush Sholihat yang terletak di Parit Gompong Kuala Tungkal Jambi.
Ahmad Syukri Saleh menerangkan Kemudian pada tahun 1979, dibaiat menjadi Mursyid Tarekat Qadiriyyah wan Naqsyabandiyyah (TQN) serta mendirikan dan mengasuh Majelis Taklim al- Hidayah (MTH) Kuala Tungkal.
Melanjutkan pemaparan Ahmad Syukri, Karya beliau Al- „Umdah fi „Adam Jawâz al-Ta‟khȋr al-Ihrâm ilâ al-Jiddah (Hukum Menunda Niat Ihram hingga di Jeddah), Fath al-Mubȋn fȋ Fidyat al-Shalât wa al-Shawum wa al-Yamȋn (Tata cara membayar fidyah shalat, puasa dan sumpah), Al-Mabâdȋ al-„Asyarah wa mâ Yalȋhâ fȋ al-Tharȋqah (Informasi tentang tarekat dan permasalahannya), Tajhȋz al-Mayyit (Penyelenggaraan Jenazah), Da‟wat al- Haq (Ajakan kepada Kebenaran), Izhhâr al-Haq (Cara Zikir yang benar), Jilâ‟ al-Qulûb (Keutamaan Zikir, Landasan dan Esensinya), Tashawwuf bi Ma‟nâ al-„Amal Huwa al-Tharȋqah (Tasawwuf dalam Pengertian Praktik adalah Tarekat), Al-Fatâwâ al-Tunkaliyyah (Koleksi Fatwa Kuala Tungkal yang menyangkut persoalan tauhid, fiqh dan tasawuf), Al-Nafahât al- Rahmaniyyah fȋ al-Washâyâ al-Dȋniyyah li Dzawȋ al-Qurbâ wa al-Mahramiyyah (Anugerah Kasih Sayang dalam Pesan Keagamaan untuk Kaum Kerabat dan Mahram).
Melihat berbagai kitab yang telah dihasilkan KH. M. Ali bin Syekh Abdul Wahab dan masih dihormati ditengah masyarakat yang ditandai dengan haul yang diperingati setiap tahun membuktikan, KH. M. Ali bin Syekh Abdul Wahab adalah ulama besar. Baik karena karya-karyanya. Maupun teladan hidupnya.
Beruntunglah masyarakat Jambi memiliki ulama sekaliber KH. M. Ali bin Syekh Abdul Wahab.
Baca : Ulama Jambi (11)