Terdengar suara pekikkan ditengah kegelapan malam. Sinar dari obor yang menerangi padepokan terlihat sekelabat pasukan menyerang padepokan.
“Siapkan kelewang, tombak dan panah. Padepokan diserbu pendekar siluman”, titah pemimpin padepokan.
“Siap, tuanku Pemimpin padepokan”, teriak para pendekar di padepokan”, jawab sang para pendekar.
Terlihat tangkisan, tendangan bahkan suara beradu pedang para pendekar dengan pendekar siluman. Sinar putih dari pantuan beradu pedang terlihat disana-sini.
Setelah sepeminuman teh, pendekar siluman dapat ditaklukkan. Para pendekar siluman menyadari kesaktian para pendekar padepokan. Berangsur-angsur kemudian berlarian meninggalkan padepokan.
Terlihat wajah Letih para pendekar padepokan. Namun padepokan berhasil dipertahankan. Para pendekar padepokan mampu menaklukkan pendekar siluman.
Terlihat kegundahan Pemimpin padepokan. Siapakah pendekar siluman yang berani menyerang padepokan. Berharap setelah terangnya hari, Pemimpin padepokan Segera ke Istana Astinapura.
Menanyakan sekaligus meminta perlindungan dari Istana Astinapura.