Setelah perjalanan panjang, bekerja cepat menghadapi pandemik yang dimulai dari pengecekkan fasilitas pendukung RSU Raden Mattaher di Jambi, kemudian ke Bajubang, mengecek Rumah Sakit Pertamina, mampir di Bulian, Al Haris menjalankan tugasnya. Ke Bangko.
Sebelum pelantikan, Al Haris sebagai Bupati Merangin masih sebagai tuan rumah. Menyambut siapapun yang datang ke Bangko.
Namun setelah pelantikan, seusai dari Batanghari, Al Haris ke Bangko justru disambut sebagai tamu. Sebagai Gubernur Jambi 2021-204.
Tentu saja sebagai Bupati yang kemudian menjadi Gubernur Jambi, Al Haris memberikan mandat kepada Wakil Bupati untuk menjalankan tugas-tugas kedinasan sebagai Bupati.
Namun yang unik, disela-sela penyerahan memori kerja ke Wakil Bupati yang kemudian menjadi pelaksana tugas Bupati Merangin, Al Haris berharap agar rumah dinas selalu Terbuka. Menyambut masyarakat siapapun yang datang.
Teringat cerita sepupu yang datang di hajatan Keluarga. Ketika datang kerumah Dinas Bupati Merangin di Bangko, sepupu saya kemudian bercerita.
“Baru kali ini saya melihat Pemimpin. Yang Sederhana. Yang jauh dari protokoler.
Waktu itu Al Haris baru terpilih. Saya kemudian datang kerumah dinas Bupati Merangin.
Sewaktu mendatangi petugas didepan pintu, saya tanya. “Bapak Bupati ada “, tanya saya.
“Masuk be, pak. Kayaknya ada didalam”, katanya sembari mempersilahkan.
“Saya kaget. Tidak pakai tanya KTP. Tidak tanya Sudah ada janji apa tidak”, lanjut ceritanya.
Cerita rumah dinas yang Terbuka memang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Al Haris. Lihatlah. Siapapun bisa datang, bertamu kerumah Al Haris. Baik rumah dinas di Merangin, Rumah pribadi di Bangko dan di Jambi.
Semuanya lalulalang, mencari tempat duduk. Tidak lupa mengambil kopi yang selalu tersedia di meja besar.
Apabila ada urusan dan Al Haris tidak dikejar waktu, siapapun bisa bertemu.
Namun apabila Al Haris harus mengejar waktu mengikuti acara, maka bisa saja menunggu hingga selesainya acara.
Tidak jarang, disela-sela sambil memasang kaos kaki, Al haris menghentikan pemasangan kaos kaki, menunggu cerita ataupun mendengarkan sang tamu bercerita.
Atau apabila hendak masuk ke mobil, kemudian ada yang menyamperin, Al Haris kemudian berkenan, pintu mobil yang Sudah terbukapun, Al Haris Malah mengajak sang tamu masuk kembali kerumah. Melanjutkan untuk mendengarkan cerita.
Sehingga pernyataan Al Haris kepada pelaksana tugas agar selalu pintu rumah dinas Terbuka, tanpa protoker yang berbelit-belit, bersedia menerima siapapun. Untuk bertamu.
Dan tentu saja, kopi selalu tersedia. Sebagai pengusir rasa Jenuh menunggu bertemu tuan rumah.
Keinginan Sederhana Al Haris sebenarnya adalah kemewahan bagi masyarakat umum. Bertamu, minum kopi sebagai pelepas dahaga setelah menempuh perjalanan jauh sebenarnya justru kemewahan bagi masyarakat umum.
Ungkapan Sederhana adalah ungkapan dari Pemimpin. Yang merasakan betul apa yang menjadi keinginan Sederhana. Namun kemewahan bagi masyarakat umum.
Dan keinginan Sederhana yang disampaikan didalam pidato perpisahannya di Bangko membuktikan Al Haris adalah manusia biasa. Manusia yang Tetap bagian dari kehidupan sehari-hari.