Setelah menerima penobatan Tahta Istana Astinapura, sang raja kemudian mengumpulkan para adipati, para punggawa kerajaan dan dubalang raja. Sembari menerima titah.
“Tuanku Raja Astinapura. Perkenankan sembah bakti kami para adipati”, kata sang adipati. Tangannya terkatup didepan dada. Tanda berserah diri. Tanda Bakti.
“Wahai, para adipati, para punggawa kerajaan dan dubalang raja, dengarkan titahku.
Aku berkeinginan agar pintu Istana selalu Terbuka. Menyambut kedatangan rakyat yang hendak mengajukan deritanya. Agar kalian bisa memahami dan tidak salah mengambil keputusan.
Ketahuilah, kedatangan Rakyat ke Istana Astinapura adalah tanda bakti Rakyat kepada Istana Astinapura.
Dan Aku titahkan kalian para adipati. Bukalah pintu Istana lebar-lebar. Menyambut dengan tangan terbuka.
Dan para punggawa kerajaan dan dubalang raja agar pintu Istana Astinapura selalu Terbuka. Menerima kedatangan rakyat negeri Astinapura.
Demikian, titahku”, kata sang raja astinapura.
“Baiklah, tuanku Raja Astinapura. Titah tuanku akan dilaksanakan”, kata para adipati, para punggawa kerajaan dan dubalang raja.