Ketika mengucapkan Air dengan dialek Bahasa Melayu Jambi, maka sering disebutkan dengan ucapan “aek”.
Namun kata “aek’ sering dipadankan dengan berbagai Seloko.
Ditengah masyarakat Melayu Jambi dikenal seloko seperti “ke aek bebungo pasir. Ke darat bebungo kayu”.
Di Marga Pangkalan Jambi dikenal “ke aek bebungo pasir. Ke darat bebungo Kayu. Ke tambang bebungo emas” .
Di Marga Sungai Tenang Desa Tanjung Benuang dikenal “Ke aek Bebungo Pasir, kedarat bebungo kayu. Adat samo diisi, Tembago Sama dituang. Berat sama di pikul, ringan sama dijinjing.
Didalam menyelesaikan berbagai perselisihan sering maka harus dapat menyelesaikan dengan baik.
Sebagaimana disampaikan didalam Seloko “Jangan hendaknya rumah sudah paek bedengkang. Api padam puntung berasap. Runding Sudah ciak bebunyi. Jalo teambur tali tesangkut. Hari siang bulan mungko tumbuh.
Dialek Air juga sering disebutkan “Ayek”. Sebagaimana didalam Prinsip dalam hukum patanahan dan hutan rimba diutamakan untuk kesejahteraan penduduknya”.
Hukum Rimbo mengatur tentang milik bersama masyarakat yang ditandai dengan Seloko “Keayek samo diperikan, kedarat sama di perotan.
Advokat. Tinggal di Jambi