14 Desember 2022

opini musri nauli : Koto

 


Banyak yang berdebat mengapa menggunakan kata “koto” didalam penamaan tempat dibandingkan dengan kata “Kota”. 


Secara umum, Koto lebih dikenal masyarakat Melayu Jambi dibandingkan kata “Kota”. 


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kota dapat diartikan daerah permukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat. 

Kota juga dapat diartikan  daerah pemusatan penduduk dengan kepadatan tinggi serta fasilitas modern dan sebagian besar penduduknya bekerja di luar pertanian. Bahkan Kota juga diartikan “dinding (tembok) yang mengelilingi tempat pertahanan”. 


Ditengah masyarakat Melayu Jambi, dikenal Marga VII Koto dan Marga IX Koto. 


Dalam ingatan masyarakat Melayu Jambi Marga VII Koto, sering diikrarkan “Berbenteng dado. Berkutu berpagar di batu. 


Sedangkan didalam Marga IX Koto, Makna “Koto” adalah Kota. Kota dimaksudkan bukanlah makna kota. Tapi dusun atau kampong yang dihuni oleh penduduk.


Untuk menjaga keamanan didusun, sebagaimana tutur di Teluk Kuali, maka dibuatkan parit yang mengelilingi Dusun. Parit yang dibangun selain lebar juga cukup lebar. 


Dengan dibangunnya parit yang mengelilingi dusun, sehingga binatang buas tidak dapat memasuki dusun. “Maklumlah. Negeri harus aman”. Istilahnya “harus aman dari musuh alam”.


Di Marga Tenang juga dikenal istilah Koto. Diantaranya Koto Tapus dan Koto Baru. Koto Tapus dan Koto baru termasuk kedalam Koto 10. Koto Tapus dikenal sebagan Dusun Jangkat. Nama Jangkat kemudian menjadi nama kecamatan di Kabupaten Merangin. 


Koto 10  adalah salah satu rumpun didalam Marga Sungai Tenang. Koto 10 adalah pusat dari pemerintahan Koto 10. 


Selain Koto 10 juga dikenal Pungguk 6 dan Pungguk 9. Ketiganya termasuk kedalam marga Sungai Tenang. 


Di Pungguk 6 dikenal Koto Sawah, Koto Tinggi, Koto Renah dan Koto Teguh. 


Di Batin V - Rantau Panjang, dikenal Kotorayo. Berjarak sekitar 10 kilometer di sebelah timur Desa Rantau Limau Manis, Bangko. Posisi Koto Rayo terletak di sebuah bukit bertingkat-tingkat yang menjorok ke sungai dan menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini dan dianggap keramat oleh masyarakat setempat. 


Dengan demikian melihat makna Koto, maka Koto adalah Kota dalam ingatan masyarakat Melayu Jambi. 


Pengucapan Koto dari dialek Kota Sudah terpatri didalam dokumen sejarah Provinsi Jambi. 



Advokat. Tinggal di Jambi