26 Februari 2023

opini musri nauli : Selamat Jalan, Datuk Usman

 


Tiba-tiba sebuah pesan masuk melalui group WA “Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh, innalilahi waina ilaihi rojiun, telah meninggal dunia USMAN GUMANTI BIN BURHANUDDIN PUKUL 18.05 WIB Di Rumah sakit RSUD Raden Mataher insya Allah almarhum di ampuni dosa2 nya, di terima amal ibadahnya, di lapangkan kuburnya, dan keluarga yang di tinggalkan di beri kesabaran dan ketabahan, aamiin”. 


Demikian kabar duka sabtu sore, Pukul 18.32 tanggal 25 Februari 2023. 


Seorang pejuang adat yang tekun sejak beliau masih berusia muda. Usman Gumanti yang kemudian sering juga kami panggil “Datuk Usman”. 

Seingat saya, beliau adalah salah satu orang yang terlibat aktif masyarakat Adat Jambi dan bergabung di AMAN sejak 1999. 


Teringat awal tahun 2000-an. Di Kantor PKBI Jambi - beliau juga aktif di PKBI dan mendirikan lembaga Pemuda yang peduli kesehatan, saya bertemu seorang yang khas dialek Jambi. 


Namanya kemudian kuingat. Usman Gumanti. Seorang yang tekun hingga akhir hayatnya. Peduli dengan advokasi masyarakat Adat. 


Semakin intensif sejak 2006-an. Baik berada didalam berbagai koalisi maupun kerja-kerja di Lapangan. 


Dedikasinya kepada perjuangan masyarakat adat tidak perlu diragukan. Sedikit orang yang Masih mau turun ke Lapangan. Memperjuangkan dan mengadvokasi masyarakat adat yang sering konflik dengan berbagai persoalan. 


Baik harus berhadapan dengan negara yang mengancam wilayah adat maupun perusahaan yang atas nama izin kemudian sering merampas tanah adat. 


Beliau adalah sedikit orang yang mampu mempunyai jaringan lintas batas. Mampu berkomunikasi dengan baik “Orang Rimba” di Bukit 12, Patih Talang Mamak maupun masyarakat Melayu Jambi. 


Sehingga tidak salah kemudian gelar kehormatan sekaligus kekaguman para aktivis diberikan kepadanya. Datuk Usman. 


Frekuensi saya dengan Datuk Usman semakin intensif ketika saya menjadi Direktur Walhi Jambi. Saya pernah diajak menghadiri pelantikan Patih Talang mamak di Simarantihan. 


Disediakan panggung untuk membicarakan masyarakat Adat Jambi di berbagai forum-forum AMAN Jambi. 


Hubungan personalpun tidak terputus. Walaupun saya tidak menjadi Direktur Walhi Jambi, namun berbagai FGD dengan “Orang Rimba” pernah diadakan di Air Hitam. Salah satu tempat dihormati oleh “Orang Rimba”. 


Akhir-akhir ini frekuensi saya semakin intentif. Berbagai pertemuan dengan “Orang Batin” di Batin Sembilan. Merencanakan berbagai kegiatan. 


Masih banyak gagasan yang mesti diselesaikan. Masih banyak agenda yang belum dikerjakan. 


Sebagai “orang penting”, hubungan personal Datuk Usman juga diakui oleh tetua adat. 


Dalam interaksi sehari-hari, saya mengagumi bagaimana hubungan baik dengan “Orang Rimba” di Bukit 12, Patih di Talang Mamak, “Orang Batin” di Batin Sembilan, tokoh-tokoh adat bahkan hubungan dengan berbagai Pemerintah Daerah. 


Sedikit sekali “Orang Jambi” yang mempunyai hubungan baik dengan berbagai lintas batas komunikasi. 


Benar-benar salut kepada Datuk Usman yang mempunyai jaringan begitu luas. 


Penguasaan adat, seloko, pengetahuan tentang Hukum Adat Jambi kemudian menempatkan Datuk Usman sebagai Tokoh adat yang begitu dihormati. 


Sangat sulit mencari padanan Datuk Usman dalam berbagai lintas dan begitu luas. Sehingga kehilangan Datuk Usman adalah “kehilangan” rantai komunikasi yang begitu beragam di Jambi. 


Masih banyak pekerjaan yang mesti dikerjakan. Berbagai diskusi yang kemudian menghasilkan rumusan harus segera dikerjakan. 


Kami yang Masih tinggal akan meneruskan berbagai amanat yang menjadi perhatian Datuk Usman. 


Selamat Jalan, Datuk Usman. 


Kami benar-benar kehilanganmu. 


Semoga karya-karyamu yang begitu mengagumkan akan memberikan keteladanan kepada Kami. 



Advokat. Tinggal di Jambi.