24 Mei 2023

Asas Pengadilan Agama



Menurut Undang-undang Pengadilan Agama, dikenal asas-asas hukum Acara Pengadilan Agama.

Diantaranya Asas personalitas keislaman, Asas hukum yang berlaku adalah hukum Islam, Asas sederhana, cepat dan biaya ringan dan Asas equality before the law atau asas persamaan hak di muka hukum. 

Lalu juga dikenal asas  Asas beracara dikenakan biaya, Asas hakim bersifat menunggu, artinya inisiatif untuk mengajukan gugatan dan menjawab gugatan diserahkan sepenuhnya kepada penggugat dan tergugat atau pihak-pihak yang berkepentingan, Asas hakim bersifat aktif, artinya sejak awal sampai akhir persidangan, hakim membantu pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan, Asas persidangan bersifat terbuka untuk umum. 

Dan Asas tidak wajib diwakilkan,Asas audi et alteram partem artinya hakim mendengar dari kedua belah pihak, Asas beracara boleh diwakilkan, Asas hakim wajib mendamaikan kedua belah pihak yang bersengketa, Asas putusan hakim harus disertai alasan-alasan atau dasar hukum, dan Asas putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. 

Apabila melihat secara umum, maka dipastikan Hukum acara Pengadilan Agama tidak begitu berbeda dengan hukum acara Perdata. 

Namun asas yang penting yang membedakan dengan Pengadilan Umum dalam hukum acara Perdata seperti, asas personalitas keislaman, Asas hukum yang berlaku adalah hukum Islam. 

Esensi penting yang membedakan antara asas Hukum acara Perdata dengan hukum acara yang berlaku di Pengadilan Agama. 

Atau dengan kata lain Pengadilan agama berwenang untuk mengadili dan memeriksa perkara yang berkaitan dengan penduduk yang beragama islam. 

Kesalahan didalam mengajukan perkara dipastikan perkara kemudian dinyatakan tidak dapat diterima. 

Sehingga akan merugikan kepentingan hukum para pencari Keadilan.