Beberapa waktu yang lalu, ketika mendapatkan undangan Kegiatan Percepatan Implementasi Pengelolaan dana lingkungan. Program lanjutan REDD++ sebagai capaian Folu Net SINK 2030. Kegiatan yang menjadi leading Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kegiatan ini dihadiri lintas Kementerian. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai leading sektor, Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.
Selain itu juga diikuti Pemerintah Daerah seluruh Indonesia, Lembaga Perantara, donatur dan peminat isu-isu perubahan iklim.
Namun alangkah kagetnya ketika pemaparan dari Dirjen Bina Pembangunan Daerah, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Bangda). Penyampaian materi justru menunjukkan skema Folu Net SINK 2030 Provinsi Jambi.
Dengan detail, Dirjen Bangda menyebutkan capaian Provinsi Jambi didalam berbagai dokumen. Seperti Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2023 yang tegas menyebutkan Rencana Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Plan) Provinsi Jambi.
Dokumen ini merupakan dokumen integral dari dokumen Perencanaan Pembangunan Provinsi Jambi tahun 2021-2026.
Didalam dokumen justru menunjukkan Provinsi Jambi didalam adaptasi perubahan iklim, aksi mitigasi perubahan iklim, Kolaborasi multi sektor, Peningkatan Target Ekonomi Makro Daerah, Komitmen Daerah dalam Pencapaian Target penurunan Emisi Gas Rumah kaca, Menciptakan hutan Lestari dan pemberdayaan masyarakat dan kontribusi sektor energi, transportasi dan IPPU untuk penurunan emisi.
Bahkan Provinsi Jambi jelas menentukan target penurunan emisi gas rumah kaca tahun 2021-2025. Tahun 2021 baseline 36 juta ton CO2. Tahun 2022 mencapai 37 juta ton CO2. Tahun 2023 37,8 juta ton CO2. Tahun 2024 38 ton CO2 dan Tahun 2025 mencapai 38,8 juta ton CO2.
Angka yang terukur ini justru menempatkan Provinsi Jambi adalah provinsi yang mampu menunjukkan capaian Folu Net SINK 2030. Selain mampu menunjukkan capaian Folu Net SINK 2030 justru Provinsi Jambi dapat terukur dan dinilai hingga mencapai 17 juta ton CO2. Sebuah pencapaian yang memberikan kontribusi hingga 12 % target nasional.
Didalam paparan selanjutnya, Pemerintah Provinsi Jambi selain mampu memberikan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,03 % juga mampu menekan angka kemiskinan.
Tahun 2023 mampu menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,81% dari tahun 2022. Yang sebelumnya mampu menekan hingga 1,16%. Bahkan maret 2023 mampu turun 0,12%.
Dengan demikian maka sejumlah 260 ribu orang (7,58%) turun mencapai 3,1 %. Angka-angka realistis ditengah paska pandemik tahun 2020-2022.
Namun yang membuat saya kagum, justru presentasi capaian Provinsi Jambi justru disampaikan oleh pemangku kepentingan Pemerintah Pusat didalam pemaparannya. Sehingga ketika Provinsi Jambi justru disampaikan oleh Pemerintah Pusat merupakan kebanggaan tersendiri.
Sehingga tidak salah kemudian Provinsi Jambi kemudian menjadi Rujukan berbagai Pemerintah Daerah didalam memenuhi target Folu Net SINK 2030.
Disela-sela kegiatan, berbagai Pemerintah daerah kemudian menyamparin Tim Pemerintah Provinsi Jambi. Sambil menunjukkan kekagumannya, Pemerintah Daerah justru ingin studi banding sekaligus Belajar langsung dari Pemerintah Provinsi Jambi didalam memenuhi target Folu net SINK 2030.
Saya yang menjadi penyaksi sambil senyum-senyum melihat berbagai utusan berbagai pemerintah daerah disela-sela kegiatan ingin mengetahui bagaimana Provinsi Jambi “begitu leading”.
Pokoknya Keren. Keren, Pak Al Haris sebagai Gubernur Jambi yang menjadi Dirijen Orkestra yang begitu dinamik mengelola kegiatan nasional. Dan mendapatkan pujian dari Kementerian dan berbagai Pemerintah daerah.