21 Januari 2016

opini musri nauli : ‘MENYARING” INFORMASI PENTING



Akhir-akhir ini kita disuguhi berbagai informasi yang berseliweran dalam melihat sebuah peristiwa. Informasi yang disampaikan bertujuan untuk memperkaya bacaan kita sehingga kita bisa melihat lebih utuh (komprehensif), lebih lengkap dan menambah pemahaman. Namun disisi lain, berbagai informasi yang dibaca haruslah telah melewati berbagai “keakuratan” data, saling kroscek, mudah diverifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyampaikan informasi yang telah melewati berbagai prasyarat dapat dikategorikan sebagai informasi sesat, penyebar informasi yang keliru dan tentu saja bertujuan untuk “mempengaruhi public” demi melindungi kepentingan “sesuatu, mengalihkan informasi dan tentu saja bertujuan “memperkeruh” keadaan. Selain daripada itu, informasi itu dapat dikategorikan sebagai “sampah” yang tidak hanya dibuang tapi dihapuskan dari data di computer (recycle bin).
Untuk menentukan informasi yang penting maka diperlukan upaya sederhana menentukannya. Upaya sederhana diperlukan sebagai bahan untuk membaca informasi dapat dikategorikan “penting” atau sampah. Selain itu juga tidak menghabiskan waktu dengan membaca ‘sampah” yang kemudian dipermalukan dari membaca informasi dari tempat sampah.

Sebelum membaca lebih lengkap, pastikan sang pemberi kabar dapat dipercaya. Membuka web atau blogger harus web atau blogger “dipercayai”. Tidak usah membuka situs-situs abal-abal, mengutip sepotong-potong, tidak jelas tanggungjawab dari situs, situsnya sudah terbukti melakukan “kekeliruan” namun tidak pernah meminta maaf dan melakukan klarifikasi.

Sang penulis diketahui “keahliannya”, kejujurannya, keterbukaan, dapat dipercaya dan kredibel membicarakan tema yang dibicarakan.

Membicarakan tema agama, kita harus mengetahui apakah sang penulis mempunyai literature yang cukup, dipercaya dan mengedepankan “toleransi”, menghargai pluralism dan keteladanan. Ajakan “menghasut”, memfitnah, menyebabkan kabar bohong lebih baik tidak perlu dibaca. Selain karena “menghabiskan” waktu membaca “sampah” juga akan menimbulkan perpecahan, intrik, fitnah yang mengganggu persahabatan.

Selanjutnya terhadap informasi yang “memerlukan” verifikasi, simpang siur informasi, “kesesatan” informasi, informasi yang sepenggal-penggal, sebaiknya jangan disebarkan dahulu (dishare). Selain menimbulkan masalah dan berhadapan dengan hukum, juga akan menimbulkan fitnah yang justru “memperkeruh” keadaan.

Sebaiknya tunggu penjelasan resmi dari instansi resmi. Kita berharap penjelasan resmi diharapkan dapat menjelaskan “keadaan” yang sebenarnya.

Atau kita dengarkan dari organisasi yang “kredibel” yang selama ini cukup aktif bersuara tentang kebenaran. Kontras salah satu lembaga yang melakukan “investigasi” dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk mengukur sebuah informasi penting, kedepankan “kebenaran” dan hati nurani. Setiap peristiwa adalah fakta yang tidak terbantahkan. Merekayasa sebuah peristiwa akan berdampak kepada pribadi yang mencoba merekayasa.

Dan kredibel lembaga dipertaruhkan terhadap “kevalidan” sebuah informasi.

Jadi. Mari kita melihat segala sesuatu lebih obyektif.