Didalam peta Belanda, disebutkan
Marga Dendang/Marga Sabak. Marga Dendang
terdiri dari dusun-dusun seperti Teluk Dawan, Kuala Dendang, Dendang, Talang
Babat dan Teluk Buan. Pusat Margo di Parit Culun. Sedangkan didalam peta
disebutkan Pusat Marga di Muara Sabak.
Berbeda dengan didaerah Ulu
Batanghari seperti Marga Bathin Pengambang, Marga Batangasai, Marga Sungai
Tenang. Kepala Dusun dipimpin seorang Depati atau Rio. Sedangkan di Marga
Dendang dipimpin penghulu.
Marga Dendang dipimpin seorang Pesirah. Dimulai dari Husein
Zainal, Abdullah Leman, Idris dan Idrus.
Marga Dendang berbatasan dengan
Marga Sabak yang didalam tambo disebutkan “Rambai
Belubang dan pangkal bulian.
Dendang artinya “perahu”. Dendang
ini menjadi lambang Propinsi Tanjung Jabung Timur.
Sedangkan Marga Sabak terdiri
dari Dusun-dusun seperti Singkep, Nibung Putih, Rano, Kampung Laut, Teluk
Majelis. Pusat Marga di Muara Sabak.
Didalam Peta disebutkan Pusat
Marga di Muara Sabak. Namun menurut mantan pegawai Marga, Marga Sabak merupakan
penetapan pengembangan dari Marga Dendang.
Sebelum menjadi Marga Sabak,
Seluruh wilayah termasuk kedalam Marga Dendang. Sehingga Marga Dendang
merupakan kampong tua sebelum menjadi Marga Dendang dan Marga Sabak.
Luas wilayah cukup memanjang
sehingga banyak berbatasan dengan beberapa marga. Marga Dendang/Sabak berbatasan dengan Marga
Tungkal Ilir, Awin, Jambi Kecil, Marasebo,
Marga Jebus dan Marga Berbak[1].
Baca : istilah marga di Jambi