Musri Nauli[2]
Akhir-akhir
ini dunia maya dihebohkan dengan berbagai viral yang justru meminggirkan akal
sehat. Kehebohan “berakar” dari issu primodial yang bertujuan untuk “politik
jangka pendek” seperti Pilpres, Pileg dan Pilkada. Dengan tema “kepentingan
jangka pendek”, issu primordial kemudian mewacana dalam issu nasional.
Masih
ingat “issu agama” yang dikemas dengan istilah “pemimpin islam”, system
pemerintahan “khilafah” menggema dalam pilpres, pileg 2014 dan semakin massif
dan kemudian “memuncak” dalam pilkada Jakarta 2016. Berbagai “klaim” kebenaran
kemudian “direduksi” menjadi kepentingan politik yang menggema menjadi demo
“berjilid-jild” kemudian mengancam kedaulatan bangsa. Issu primordial kemudian
mengkhawatirkan dan berpotensi memecah persatuan dan kedaulatan bangsa.
Tanpa
harus membahas tema yang dikampanyekan berbagai kelompok dengan mengusung
agama, generasi muda haruslah bijak didalam membaca informasi, menyaring dan
mempublish informasi. Kesalahan dari informasi yang didapat selain akan
berakibat hukum[3]
justru meminggirkan nalar akal sehat.
Pertama.
Generasi muda haruslah membaca dari sumber resmi. Website-website yang
mengabarkan judul dengan provokasi, tanpa verifikasi yang jelas, mengganggu
akal sehat sebaiknya tidak perlu dibaca. Tandai dan kemudian hapus dari bacaan.
Kedua.
Berteman dan berkawan dengan teman-teman yang mengusung persahabatan, tidak
mempersoalkan identitas[4],
membicarakan tema-tema penting misalnya membicarakan kemiskinan, pendidikan
tertinggal, minat baca yang menurun. Atau tema-tema produktif. Misalnya membuat
program aplikasi yang memudahkan pembahasan pelajaran di kampus, aplikasi
pengolahan data. Atau tema-tema yang santai. Seperti membahas mode pakaian,
membicarakan drone, atau membuat lagu khas anak muda.
Ketiga.
Upayakan sampaikan salam persahabatan. Apabila masih juga posting tentang agama
dan mempersoalkan keyakinan kita, upayakan sampaikan dengan baik dan tegur.
Apabila juga masih membandel, maka hapus dari pertemanan (unfriend, delete). Jangan
khawatir dengan kekurangan teman. Indonesia selalu “memproduksi nilai-nilai”
persahabatan.
Keempat.
Libatkan dan aktif mengikuti kegiatan produksi dan membahas issu-issu terkini
ataupun sesuai dengan khas anak muda.
Misalnya
diskusi tentang “program mengajar” kampong-kampung terpinggirkan, membuat
teknologi “daur ulang”, membuat aplikasi program data-data sampah dan
sebagainya.
Keempat.
Buat website atau blogger yang memuat perjalanan dan keindahan, kekhasan dari
daerah tertentu. Promosikan sejarah tempat tinggal, keunikan, tempat makan
(wisata kuliner), sentra-sentra pertanian, kekhasan wisata, perkembangan
olahraga. Promosikan dan perbanyak pengetahuan yang dibutuhkan masyarakat.
Apabila
mempunyai keterampilan atau pendidikan yang khusus seperti matematika, Bahasa
Inggeris dan computer, bikin kelompok belajar. Lihat sekeliling tempat tinggal.
Buat kelompok belajar dan bantulah dengan mendidiknya. Sehingga secara tidak
langsung kita sudah menjalankan tugas. Menjaga generasi muda dari
informasi-informasi yang kurang dipertanggungjawabkan.
Kelima.
Perbanyak produksi pengetahuan praktis ataupun informasi yang dibutuhkan orang
banyak. Misalnya manfaat Jahe untuk kesehatan. Atau promosikan keunggulan madu.
Atau manfaat kunyit untuk demam. Sehingga public mendapatkan akses kesehatan
dan belajar dari obat-obatan yang ada di alam sekitarnya[5].
Dengan
menulis, kita mengetahui bagaimana perjalanan Cristopher Colombus sebagai orang
yang mengenalkan benua Amerika. Benua Amerika sendiri mengambil nama dari
pelaut Spanyol yang bernama Amerigo Vespucci.
Ya.
Kita kemudian mengenal catatan Marco Polo dikenang berkat narasi warna-warni
nan populer tentang perjalanannya ke timur, yang dikenal sebagai "The Travels of Marco Polo."
Dengan
menulis, kita mengetahui bagaimana Catatan dari I-Tsing, seorang pendeta Budha
yang juga pengembara pada zaman Dinasti Ming, menyebutkan bahwa ia telah
berkunjung ke Candi Muara Jambi dan bermukim selama 6 bulan. “Di suatu tempat di tepi sungai, tanpa bayang-bayang pada tengah
hari, terletak antara Daratan Tiongkok dan India, terdapat beribu-ribu pendeta
menuntut ilmu…..”
Begitu
juga catatan Tan Malaka dalam auto biografinya dari Penjara ke Penjara yang
ditulis pada tahun 1948.
Begitu
Catatan Seorang Demonstran (atau Catatan Harian Seorang Demonstran) adalah buku
harian seorang aktivis mahasiswa bernama Soe Hok Gie yang diterbitkan pada
tahun 1983.
Mengapa
menulis itu penting ?
Dengan
menulis kita mengetahui semangat Kartini ketika menulis surat kepada Abendanon.
Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht
yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
Dengan
menulis kita mengetahui semangat Kartini ketika menulis surat kepada Abendanon.
Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht
yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
Kita kemudian mengenal bagaimana pandangan dari R. A Kartini yang membuat kagum
bangsa Belanda.
Dengan
menulis kita bisa mengetahui letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah
teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari
tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan “Ada
suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan
bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah
badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh
dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur
menuju Gunung Kamula.... Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah
menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera”
Dengan
mudah kita mengetahui letusan Tambora dalam memoarnya Sir Thomas Raffles
kemudian menjadi Gubernur Jendral Bengkulu. Saat letusan itu terjadi, Raffles
dalam memoirnya, bahwa dentuman terjadi setiap 15 menit sekali dan
berlangsung terus di hari berikutnya. Sehingga satu detasemen prajurit di
persiapkan dari Jogjakarta untuk mengantisipasi kemungkinan serangan. Letusan
pertama terdengar di pulau ini pada sore hari tanggal 5 April, mereka
menyadarinya setiap seperempat jam, dan terus berlanjut dengan jarak waktu
sampai hari selanjutnya. Suaranya, pada contoh pertama, hampir dianggap suara
meriam; sangat banyak sehingga sebuah detasemen tentara bergerak dari
Djocjocarta, dengan perkiraan bahwa pos terdekat diserang, dan sepanjang
pesisir, perahu-perahu dikirimkan pada dua kesempatan dalam pencarian sebuah
kapal yang semestinya berada dalam keadaan darurat.
Keenam.
Memulai untuk membangun “sentra-sentra” penanaman sayur-sayuran. Misalnya
setiap RT harus mempunyai pekarangan yang dikhususkan untuk menanam
sayur-sayuran seperti cabe, bawang merah, bayam, ubi dll. Cara ini akan
“merekatkan” hubungan antara penduduk.
Dengan
melakukan kegiatan yang produksi, maka selain akan “menghasilkan” manfaat
langsung juga “menghindarkan” generasi muda akan dari kegiatan ataupun
menghindarkan informasi palsu (hoax). Tapi yang penting dari kesemuanya,
generasi muda “berdaulat” dan mengontrol informasi yang berseliweran di dunia
maya.
[1] Disampaikan pada Seminar
Kepemudaan dan Dies Natalis XXV PMKRI Cabang Jambi Sanctus Agustinus, PMKRI
Cabang Jambi, 25 November 2017
[2] Advokat, Tinggal di Jambi
[3] Ingat. UU ITE akan mengintai.
[4] Misalnya dengan memulai
pertanyaan, “Apa agamamu “ ? atau “Kamu orang apa ?’
[5] Program Pemerintah seperti “TOGA” (tanaman obat
keluarga) adalah program yang menyentuh langsung dari kesehatan masyarakat.