Syahdan. Ketika mentari mulai menunjukkan wajah jingga. Semrawut warna mulai menunjukkan kegelapan. Terdengar suara pelan-pelan memasuki pasebanan. Tempat para punggawa kerajaan telah menunggu sang telik sandi.
Wajah Punggawa begitu resah. Wajahnya kemudian tertunduk lesu. Terbayang khianat dari punggawa Istana Astinapura.
“Tuanku, sembah Sujud hamba kepada tuanku. Kabar angin yang telah berembus di seantero negeri Astinapura. Salah Satu punggawa kerajaan telah berkhianat kepada kerajaan Astinapura’, kata sang telik sandi resah.
Terdengar suara berat hendak mengabarkan. Tentang khianat punggawa kerajaan.
“Baiklah. Apabila begitu rahasia yang akan engkau sampaikan. Aku Sudah tunggu engkau dari tadi. Hatiku resah”, kata sang punggawa.
“Tuanku. Apakah pantas seorang punggawa kerajaan masih memakai jubah kebesaran Kerajaan. Sementara lakunya tidak mencerminkan sikap kebangsawanan”, sambung sang telik sandi.
Sudah Santer kehebohan khianat sang punggawa. Ditengah kerumuman pasar. Dibalai-balai pusat keramaiannya.
Tingkah lakunya sungguh tidak sopan. Merendahkan derajat punggawa. Sekaligus membuat nama kerajaan Astinapura tidak terdengar harum lagi di berbagai negeri, tuanku”, lanjut sang telik sandi.
“Aku Sudah memikirkannya. Para punggawa yang telah mendapatkan amanah menjaga titah dari Raja kemudian berkhianat, sungguh tidak pantas lagi menggunakan jubah kebesaran punggawa. Sudah saatnya dia harus keluar dari istana.
Sebelum Dewata agung mulai menunjukkan murkanya”, kata sang punggawa.
“Baiklah, tuanku. Punggawa yang heboh di seantero negeri ini adalah punggawa yang pernah berkhianat kepada Kerajaan. Namun Raja sebelumnya masih mau memaafkan.
Namun kesalahannya dilakukan lagi. Sungguh tidak pantas punggawa itu kemudian berada di kerajaan Astinapura, tuanku”, kata sang telik sandi.
Terbayang kaget wajah punggawa menerima kabar dari telik sandi. Sama sekali tidak mengerti mengapa punggawa yang telah berkhianat kemudian dimaafkan Raja Astinapura masih melakukan kesalahannya.
“Baiklah, sang telik sandi. Sebelum purnama berlalu, Kerajaan Astinapura akan mengusirnya dari Istana Astinapura. Sebelum resah Rakyat negeri Astinapura memuncak dan kemudian mempertanyakan kepada Kerajaan Astinapura.
“Para punggawa, segera cari punggawa yang telah berkhianat. Kemudian ambil jubah kebesarannya”, titah sang punggawa sembari bergegas meninggalkan pasebanan.
"Daulat, tuanku", kata sang telik sandi bergegas keluar astinpura.
Baca : Gegar di Istana Astinapura (1)