11 Mei 2021

opini musri nauli : Cupak (2)


Cupak dalam arti yang dipergunakan hukum adat ada dua yakni cupak asli dan cupak buatan.


Cupak asli dalam arti sebenarnya adalah ukuran isi yang telah disepakati oleh para para penghulu, duhalang, alim ulama, dan lain-lain. 

Sedangkan cupak buatan dalam arti sebenarnya adalah ukuran isi yang memakai cupak juga, tetapi cupak itu dibuat-buat begitu saja. 


Dalam arti kiasan cupak asli ini adalah peraturan yang telah diakui kebenarannya.


Sedangkan cupak buatan ialah peraturan-peraturan yang dibuat sekarang. 


Dalam perkembangannya sekarang ini sangat sukar untuk melakukan cupak asli atau perkembangannya itu sama sekali tidak bersua dalam peraturan lama. Maka untuk pelaksanaannya atas kata sepakat dibuatlah peraturan yang berdasarkan alur dan patut untuk memenuhi kehendak perkembangan


Dengan demikian maka peraturan yang dibuat baru itu dalam prinsipnya tidak boleh menyalahi ujud cupak asli. 


Dalam cupak asli banyak terkandung peraturan-peraturan kehidupan sehari-hari seperti peraturan kemasyarakatan dan peraturan upacara dalam daerah-daerah supaya terdapat kesenangan lahir dan bathin. 


Jadi di sini dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan Cupak asli adalah gantang yang pepat (rata), bungkal yang piawai, kerja yang betul, berjenjang naik bertangga turun, yang bertitik dan berbaris (teratur), jauh boleh ditunjukkan (diberitahu tempatnya) dekat boleh dipegangkan. 


cupak asli berisi nilai-nilai yang mereka terima secara turun temurun dari nenek moyang mereka seperti nilai yang ada dalam filsafahnya. 


Sedangkan Cupak buatan kemudian diartikan  Hasil permufakatan dari buah pikiran orang-orang pintar seperti penghulu, dubalang, alim ulama yang berakal atau hasil permufakatan anak negeri yang pintar dan diterima anggota masyarakat pendukungnya.


Sistem penghitungan menggunakan cupak dan gantang dikenal di Jambi terhadap satuan beras. Selain itu juga dikenal dengan istilah  canting. 


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Istilah canting diartika “sibur kecil” dengan cara mencedok. Dapat juga diartikan air di bambu. 


Canting sering juga digunakan dalam istilah membatik. Terbuat dari tembaga untuk membatik. 


Sedangkan ditengah masyarakat kemudian dikenal Kata canting menunjuk kaleng susu sapi yang kecil. Satu kilogram diukur dengan 4 canting. 


Ada juga menyebutkan 1 “Canting” sekitar 2 mato”.  Ukuran diatas Canting biasa disebut Cupak. 1 Cupak diperkiran 1 liter. Diatas Cupak biasa disebut Cubuk atau secanting lebih sedikit. Atau sekitar 5 Mato.


Selain canting, gantang juga dikenal istilah “pikul”. Satu pikul lebih kurang 100 kg. Sehingga satu ton biasa disebut 10 pikul.


Baca : Cupak