05 Mei 2021

opini musri nauli : Sampah Digital

 


Ketika seorang teman kemudian menyebutkan istilah Sampah digital, maka terbayang bagaimana Sampah kemudian dilihat dari dunia maya. 


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sampah adalah Arang atau benda yang dibuang. Disebabkan karena tidak terpakai lagi. 

Didalam berbagai penjelasan, makna “sampah” sering dilekatkan orang yang sering membuat onar dan menimbulkan kekacauan. Sehingga sampah masyarakat dapat diartikan juga orang terhina. Atau tidak perlukan lagi. Biasa dikenal sampah masyarakat. 


Sedangkan kata seonggok Sampah diartikan setumpuk sampah. 


Dengan demikian maka Sampah diartikan sebagai benda yang dibuang. Atau tidak diperlukan lagi. 


Lalu bagaimana ketika Sampah digital dimaknai ? 


Sampah digital adalah berbagai dokumen yang termuat didunia Maya. Baik karena dipublish maupun dimuat di dunia Maya. 


Lalu. Apakah dokumen atau bahan yang dimuat di dunia Maya dapat dikatakan menjadi sampah digital. 


Ya. Apabila dokumen ataupun bahan yang dimuat di Dunia maya kemudian jarang diakses ataupun dapat diketahui pengguna media internet, maka dapat dikatakan menjadi sampah digital. 


Dengan demikian, dokumen ataupun bahan yang Sudah dipush ternyata sama sekali tidak menarik perhatian pengguna media internet menyebabkan menjadi Sampah digital. 


Lalu bagaimana dokumen ataupun bahan yang Penting dapat diakses oleh pengguna media internet. 


Diperlukan berbagai cara. Dimulai dari membuat dokumen atau bahan mudah diakses dengan memudahkan pencarian oleh mesin pencari kata. Kita kemudian mengenal google.


Google akan membaca kata kunci (keyword). Sehingga akan memudahkan google mencari ketika pengguna internet. 


Dengan mudahnya google mencari kata didunia Maya, menyebabkan dokumen ataupun bahan yang diperlukan oleh pengguna media internet menyebabkan akses kata akan mudah didapatkan. 


Kesulitan google mencari kata-kata penting/kata kunci akan menyebabkan dokumen ataupun bahan menjadi tidak berguna. 


Nah. Dengan tidak berguna dokumen ataupun bahan menyebabkan sampah digital akan memberatkan mesin pencarian. Sehingga sampah digital tidak diperlukan. 


Alangkah baiknya Sebelum mempublish, gunakan kata-kata kunci yang mudah diingat oleh pengguna media internet. 


Cara membaca kata kunci oleh pengguna media internet biasa dikenal dalam ilmu matematika. Dulu dikenal dengan istilah algoritma. Pelajaran yang mungkin sekarang tidak dipelajari lagi. Walaupun praktisi IT pasti menguasai. 


Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal persepsi. Persepsilah yang kemudian mengantarkan seseorang mencari kata kunci di google. 


Dengan menguasai kata-kata kunci maka dokumen ataupun bahan yang dipublish tidak menjadi sampah digital. 


Sehingga apapun yang kemudian dipublish menjadi berguna bagi orang banyak. Terutama pengguna media internet. 


Advokat. Tinggal di Jambi