25 Juli 2021

opini musri nauli : Simbolik

 


Ketika kedatangan Presiden Jokowi ke rumah-rumah penduduk, mengantarkan makanan ataupun bantuan untuk menghadapi pandemik covid kemudian memantik polemik, maka tiba-tiba nurani saya terganggu. 


Pertama. Disaat seperti ini, terlepas dari berbagai tuduhan Pemerintah gagal menangani pandemik corona, kehadiran Jokowi ditengah-tengah penduduk adalah “rasa tanggung jawab” sebagai Kepala Negara yang memimpin langsung untuk mengatasinya. 

Setidak-tidaknya kehadiran Jokowi juga bentuk dukungan nyata. Jokowi hadir dan merasakan penderitaan rakyat yang berkepanjangan. 


Sekaligus membangkitkan moril untuk bersama-sama bangkit melewati pandemik corona. 


Kedua. Jokowi yang mendatangi rumah-rumah penduduk, malam hari juga sebagai bentuk Jokowi telah hadir dan bagian dari penderitaan Rakyat. 


Ketiga. Jokowi juga mendapatkan input langsung dari masyarakat yang terkena dampak pandemik corona. Sekaligus memberikan semangat. 


Semangat dibutuhkan agar semakin kuat dan memperkuat batin. Sehingga imun dapat terbangun. 


Keempat. Dengan hadir ditengah masyarakat, Jokowi juga menempatkan simbolik. Jokowi bagian sekaligus pemimpin untuk bergandengan tangan melewati krisis dengan baik. 


Tidak dapat dipungkiri, makna simbolik pemimpin dari Rakyat adalah bagian dari bentuk penghormatan dari Rakyat. 


Berbagai makna simbolik sering dilekatkan kepada Pemimpin. Lihatlah seloko seperti “Pohon Gedang ditengah dusun. Pohonnya rindang tempat beteduh. Akarnya kuat tempat besilo. Dahannya kuat tempat berayun”.  “Tempat pegi betanyo. Tempat balek beberito”. 


Selain itu juga dikenal seperti seloko seperti “Alam Sekato Rajo. Negeri Sekato Batin” Atau Alam berajo, rantau bejenang, kampung betuo, negeri bernenek mamak. Atau “Luak Sekato Penghulu, Kampung Sekato Tuo, Alam sekato Rajo, Rantau Sekato Jenang, Negeri sekato nenek moyang.


Menempatkan Pemimpin sebagai “pohon Gedang ditengah dusun” dapat dimaknai sebagai Pemimpin yang berada ditengah-tengah Rakyat. 


Dengan simbolik berada ditengah-tengah Rakyat, maka keraguan Rakyat terhadap pemimpinnya justru menjadi kekuatan yang tidak boleh diremehkan. 


Sekaligus juga memberikan bekal kekuatan untuk melewati krisis secara bersama-sama. 


Kekuatan yang dibutuhkan Jokowi untuk menyukseskan program-program penanggulangan pandemik corona. 


Sehingga simbolik Jokowi justru diperlukan oleh rakyat. Sekaligus simbolik dari penghormatan rakyat kepada pemimpinnya.