Syahdan. Terdengar suara kegembiraan dan raut muka yang bahagia dari Sang Raja Astinapura. Suasana balairung istana Astinapura begitu gembira. Terdengar suara kegembiraan disana-sini.
“Tuanku, sang Raja Astinapura. Kami lihat wajah tuanku begitu ceria. Apakah perjalanan mengelilingi negeri Astinapura yang membuat tuanku menjadi gembira ?”, tanya sang dubalang raja. Tangannya tertekuk didepan dada. Tanda bakti sembah kepada sang raja.
“Benar, Wahai dubalang raja dan punggawa kerajaan. Dengarkan titahku.
Benar. Aku telah mengelilingi seantero negeri Astinapura. Satu persatu kutemui sang adipati. Mendengarkan segala keluhan. Sekaligus memberikan titah.
Para adipati yang telah kutemui kemudian mengabarkan kepadaku. Para adipati sudah mempersiapkan para pendekar yang kesaktian tiada tara. Para pendekar mengeluarkan segala Ajian mantra untuk menghadapi dedemit.
Serangan dedemit mulai berkurang. Berhadapan dengan kesaktian para pendekar yang telah dikumpulkan para adipat.
Demikian, ceritaku”, jawab sang Raja. Wajahnya bersemu kemerahan. Tanda hati riang sang Raja Astinapura.
“Namun serangan dedemit terus dilihat. Apakah mereka akan menyerang. Ataupun mereka sudah kalah kesaktian dengan para pendekar”, titah sang Raja.
“Daulat, tuanku. Titah tuanku akan hamba tunaikan”, jawab sang Dubalang Raja dan punggawa kerajaan. Sembari menghaturkan sembah.