Syadan. Terlihat keriuhan di balairung Istana Astinapura. Raja Astinapura kedatangan Punggawa kerajaan Alengka.
“Wahai punggawa kerajaan Alengka. Gerangan apakah yang engkau datang ke kerajaan Astinapura.. Apakah ada pesan khusus dari Raja Alengka ?”, tanya sang Raja Astinapura.
“Wahai Raja Astinapura. Raja Alengka begitu gembira. Kerajaan Astinapura berhasil melumpuhkan dedemit yang menyerang negeri Astinapura.
Tuanku sang Raja berhasil mengumpulkan para pendekar.
Raja Alengka begitu bergembira. Demikian kabar dari Raja Alengka, tuanku Raja Agung Istana Astinapura”, sembah sang Punggawa kerajaan Alengka.
“Terima kasih, tuanku punggawa kerajaan alengka. Sampaikan salam sembah hamba. Dari negeri Astinapura”, jawab Raja Astinapura.
“Benar, demikian adanya. Kerajaan Astinapura telah mengumpulkan para pendekar negeri Astinapura. Para pendekar yang kesaktiannya tiada tara. Ajian mantra tiada tertandingi.
Para pendekar berhasil mengalahkan pendekar yang menyerang negeri Istana Astinapura” lanjut sang Raja Astinapura.
“Sampaikan salam sembahku. Negeri Astinapura berhasil menghadang serangan dari dedemit, tuanku para punggawa kerajaan Alengka”, kata sang Raja Astinapura.
“Daulat, tuanku. Titah tuanku akan hamba tunaikan. Hamba hendak mengabarkan keadaan negeri Astinapura kepada Raja Alengka.
“Apabila tuanku berkenan, setelah matahari mulai turun, Senja mulai memerah, hamba hendak pamit. Meninggalkan negeri Astinapura, Tuanku”, kata sang punggawa kerajaan.
“Baiklah, punggawa kerajaan. Kerajaan Astinapura berkenan”, sambut sang Raja Astinapura. Wajahnya Ceria. Menggambarkan kegembiraan hatinya.