24 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (38)

 



Tidak dapat dipungkiri, sebagai negeri yang memegang mandat “sakti alam Kerinci”, mendatangi negeri Kerinci tidaklah sembarangan. Berbagai kisah maupun cerita tentang negeri Sakti alam Kerinci sudah terbukti. 


Kerinci tidak dapat dipisahkan dalam sejarah panjang. Berbagai sumber menyebutkan Kerinci dikenal sebagai Wilayah Depati Ninik mamak yang kemudian dikenal sebagai “ajun arah’. 


Seloko “ajun Arah” pernah disebutkan oleh Al Haris ketika bersilaturahmi dengan Lembaga Adat Provinsi Jambi. “ajun arah” juga dikenal didalam pengetahuan alam di Marga Serampas. Marga yang dihormati oleh rakyat Jambi. 


Kesaktian Marga Serampas pernah menjadi bagian dari perjalanan oleh Depati Parbo sebelum melawan Belanda revolusi di Kerinci. Kesaktian Depati Parbo membuat Belanda kemudian beberapa kali dikalahkan oleh Depati Parbo. 


Didalam struktur Kedepatian, wilayah Depati Ninik Mamak yang kemudian dikenal sebagai “ajun arah” terdiri dari : 

  1. 1.Depati Empat Pemangku Lima, Delapan helai kain Alam kerinci. Berpusat di Rawang. 
  2. 2.Depati Empat Helai Kain berpusat di Pulau Sangkar. 
  3. 3.Pegawe Rajo Pegawe Jenang Suluh Bindang Slam Kerinci berpusat di Sungai Penuh. 
  4. 4.Siliring Panjang atau Kelambu Rajo berpusat di Lolo
  5. 5.Tigo Luhak Tanah Sekudung berpusat di Siulak
  6. 6.Lekuk Limo Puluh Tumbi berpusat di Lempur. 


Didalam buku Uli Kozok yang terkenal “Kitab Undang-undang Tanjung Tanah Naskah Melayu Yang Tertua”, disebutkan Kerinci menjadi dua daerah yang masing-masing disebut Tiga Helai Kain dan Selapan Helai Kain. 


Raja Ulu Temiai, Pulau Sangkar dan Pengasih masing-masing menerima sehelai kain. Sehingga disebut daerahnya Tiga helai kain. 


Kain yang satu lagi dibagi seperti : separuh diberi kepada Depati Atur Bumi di Tanah Hiang. Separuh Lagi dibagi lagi antara tujuh raja lainnya disebelah utara Danau Kerinci. Yaitu di Semurup, Kemantan, Rawang Kudik, Depati Tujuh, Rawang Hilir, Seliman dan Penawar. Daerah ini kemudian dikenal sebagai Selapan Helai Kain. 


Selin itu keduabelas Mendapo yang menerima sehelai kain, terdapat tiga lagi yakni Sungai Penuh, Sanggaran Agung dan Lolo. Sehingga kemendapoan di Kerinci berjumlah 15 mendapo. 


Aulia Tasman sendiri bersumber dari daun lontar yang dituliskan didalam aksara Incung kemudian menuliskannya. 

  1. 1.Depati Hampat dalam Kerinci
  2. 2.Depat Empat Pemangku Lima di Mendapo Hiang
  3. 3.Depati Empat serta Depati Tiga helai Kain di Mendapo Sleman
  4. 4.Depati yang Berempat di Mendapo Keliling Danau. 
  5. 5.Depati Empat dan Depati Selapan Helai Kain di Mendapo Keliling Danau. 
  6. 6.Depati Empat Selapan Helai Kain di Mendapo Kemantan
  7. 7.Depati Empat Delapan Helai kain di Mendapo Kemantan. 
  8. 8.Depati Empat di Mendapo Tanah Kampung. 
  9. 9.Depati Empat serta Piati Tiga helai Kain di Mendapo Kemantan. 
  10. 10.Depati Empat dan Depati Selapan Helai Kain di Mendalo Keliling Danau. 
  11. 11.Depati Barampat di Mendapo Penawar. 
  12. 12.Raja yang Empat Selo di Mendapo Kemantan.


Berbeda penamaan di daerah Melayu Jambi yang mengenal Marga dan Batin, di Kerinci dikenal Mendapo. Struktur Pemerintahan Adat setingkat Kecamatan. 


Sehingga membaca “mendapo” maka dapat dikategorikan wilayah pemerintah adat setingkat kecamatan. 


Bersilahturahmi dan mendatangi Kerinci adalah sebuah perjalanan yang mempunyai makna yang dalam bagi rakyat Kerinci. 


Sehingga tidak salah kemudian kedatangan Al Haris adalah perjalanan sudah harus ditempuh. Dan mempunyai makna yang dalam bagi perjalanan itu sendiri. 



Pencarian terkait : musri nauli, opini musri nauli, jambi dalam hukum, jambi, sejarah jambi, hukum adat jambi