Al Mukarrom As-Syekh Kiai Haji Ahmad bin Syukur.
Menurut Abdul Kadir Husein, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi didalam makalahnya dan berbagai sumber disebutkan di daerah ulu Jambi dikenal Tengku Muhammad Ali.
Tengku Muhammad Ali kemudian dikenal dan kemudian mendirikan mesjid Istiqomah di Sarolangun dan di Koto Tuo Pulau Tengah, Kerinci.
Mesjid Koto Tuo Pulau Tengah yang bercirikan masjid yang bercirikan masjid Demak. Mesjid diusulkan oleh Syech yang pernah Belajar di Mataram. Mengembangkan mazhab Syafi’i.
Sementara itu di Pondok Tinggi juga berdiri Mesjid Agung Pondok Tinggi. Di Desa Ampelu, Bungo juga terdapat mesjid Al Falah.
Abdul Kadir Husein juga menjelaskan, sejarah masuknya Islam di Kota Jambi juga disebut-sebut dibawa dari Arab. Dikenal bernama Habib Husein Al Baraqbah yang berasal dari Hadramatul, Yaman.
Habib Husein Al Baraqbah berangkat dari Yaman menuju India. Kemudian dari India kemudian di Palembang.
Di Palembang kemudian sempat menetap. Menikah dengan putri Kerajaan Palembang. Kemudian mendapatkan keturunan Habib Qosyim bin Husein Baraqbah dan Syaid Abdullah (1706 M).
Setelah itu kemudian melanjutkan perjalanan ke Jambi. Kemudian menetap dan mengajar di Kampung Arab Melayu.
Setelah itu, perjuangan beliau di lanjutkan oleh putranya Habib Qosyim al-Baragbah.
Selain itu Pengembangan Islam juga dilanjutkan oleh Syech Muhammad Yusuf bin H. Muhammad Khotib. Kemudian dilanjutkan H. Abdul Majid bin H. Muhammad Yusuf.
Abdul Kadir Husein kemudian menjelaskan Rumah Kutab yang terbuat dari bahan material bambu. Kemudian dikenal menyebutkan “rumah kutab”.
Sejarah kemudian mencatat Rumah Kutab Sa’adatuddaren terletak di Tahtul Yaman, Rumah Kutab Al Jauharen terletak di Sungai Asam dan Kampung Manggis dan Rumah Kutab Nurul Islam yang terletak di Tanjung Pasir.
Tidak lama kemudian, pada tahun 1915 m berdirilah Tsmaratul Insan. Yang kemudian berkonsentrasi Pendidikan islam dan berbagai kegiatan sosial.
Hingga kini berbagai berbagai pesantren masih Tetap berdiri.
Salah satunya adalah Pesantren Sa’adatuddaren yang terletak di Tahtul Yaman, Kecamatan Pelayangan, Jambi. Berdekatan dengan Jembatan Gentala Arasy. Jembatan yang menjadi ikonik masyarakat Jambi.
Al Mukarrom As-Syekh Kiai Haji Ahmad bin Syukur kemudian dianggap nenek moyang dari kiai/kiai dan tokoh yang memimpin Pesantren Sa’adatuddaren generasi setelahnya.
Pesantren Sa’adatuddaren masih tetap mempertahankan keunggulan dan ciri khas pendidikannya. Salah satunya dengan memperdalam kajian kitab kuning (Kitab at-Turats).
Baca juga : Cerita Ulama Jambi (1) dan Sejarah masuknya Islam di Jambi