Berkumpullah para adipati, punggawa kerajaan, Debalang Kerajaan, para patih, Mangku dan pengawal kerajaan. Mengelilingi balairung Istana Astinapura. Mendengarkan titah Raja Astinapura.
“Wahai, para pembesar kerajaan. Dengarkanlah titahku. Beberapa saat yang lalu, Kerajaan Astinapura kedatangan utusan khusus Raja Alengka. Memberikan titah kepada Negeri Astinapura.
Sekarang, wahai pembesar kerajaan. Cari para pendekar yang ada di Negeri Astinapura. Kumpulkan pendekar dari berbagai padepokan.
Pendekar yang mempunyai ilmu kesaktian tiada tanding. Mandraguna tiada terkira.
Agar segera berkumpul di Balairung Istana Astinapura. Bersatu menghadapi serangan dari dedemit yang sampai Sekarang belum mampu ditangkis.
Demikian, titahku”, kata sang Raja Astinapura. Suaranya menggelegar. Mukanya memerah. Menahan amarah. Sembari bergegas meninggalkan balairung istana Astinapura.
“Baiklah, tuanku Raja Astinapura. Hamba akan melaksanakan titah dari Tuanku”, kata pembesar kerajaan Astinapura. Wajahnya tertekuk. Mukanya menunduk ke Bawah. Tiada berani mengangkat mukanya.
Suasana balairung kembali sunyi.