07 Mei 2021

opini musri nauli : Mudik Orang Indonesia (3)


Ketika salah seorang jemaat FB mengabarkan ketidakmengertian masyarakat Indonesia yang begitu semangat untuk “mudik” berhadapan dengan anjuran dari berbagai pihak agar tidak mudik, maka pernyataan itu kemudian memantik polemik. 

Sebagaimana telah saya sampaikan beberapa waktu yang lalu, tema mudik Memang menarik dilihat dari berbagai persepsi. Terutama dari pendekatan sosiologi dan antropologi. 


Dari pendekatan sosiologi maka dapat dilihat bagaimana gejala-gejala sosial yang begitu besar dari masyarakat Indonesia menyambut peristiwa agama yang kemudian menjadi ritual budaya. 


Entah menyambut Idul Fitri maupun akhir tahun. 


Sedangkan dari pendekatan antropologi, tema mudk selalu menarik perhatian dan menjadi Kajian yang terlalu sayang dilewatkan. 


Sebagai materi Kajian ilmu sosiologi, arus mudik adalah peristiwa yang terlalu sayang dilewatkan. arus mudik merupakan peristiwa penting dalam masyarakat agraris di Indonesia. Mudik dipresentasikan sebagai ritual ibadah dalam refleksi diri.


Sehingga tidak dapat dihindarkan para pemangku kepentingan “menyediakan diri” untuk menciptakan fasilitas umum. 


Entah dengan Relawan yang bersedia membagikan waktunya untuk menjaga tempat-tempat rest area, posko pengamanan, posko mudik, tempat-tempat public. Mereka menyediakan pelayanan seperti mengatur lalulintas, tenaga kesehatan, sarana pendukung seperti ambulan, fasilitas kesehatan, tempat air minum, fasilitas tidur dan berbagai sarana pendukung lainnya.


Mereka terdiri dari kepolisian, Korem/kodim/koramil, tenaga kesehatan dan relawan seperti RRI, kelompok hoby. Mereka membangun posko-posko di sepanjang jalur mudik. Menyiapkan tenda yang dapat digunakan para musafir untuk rehat dan ngaso sejenak. Mereka rela bertugas untuk mengamankan jalur mudik sehingga musafir dapat tenang melalui jalur dengan tenang.


Mereka mengisi posko-posko, piket bergantian hingga menjaga posko dengan tekun. Mereka terus melihat keadaan dan mengambil sikap sigap (respon) terhadap berbagai peristiwa dijalan. Mereka rela membagi waktu hingga pemudik (musafir) tenang menjalani mudik demi keluarga.


Belum lagi berbagai keribetan seperti mengurusi mudik, alur lalu lintas yang akan meledak menjelang mudik dan akhir tahun. Baik memesan tiket angkutan umum seperti pesawat terbang, kereta api dan kapal. Termasuk juga menceritakan tentang jalur mudik menggunakan angkutan darat. Seperti menggunakan mobil. 


Baca :  Mudik Orang Indonesia (2)