sekolah mengajarkan agar kita mau belajar.. termasuk membangun pemikiran yg rasional..
Jadi kalo sekolah tinggi, gelar berderet tapi masih percaya hoax, artinya ilmu dan waktunya terbuang percuma..
Dak Ado berkat..
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
sekolah mengajarkan agar kita mau belajar.. termasuk membangun pemikiran yg rasional..
Jadi kalo sekolah tinggi, gelar berderet tapi masih percaya hoax, artinya ilmu dan waktunya terbuang percuma..
Dak Ado berkat..
Syahdan. Terdengar suara gemuruh ditengah kerumuman pasar. Raja Astinapura dengan diiringi punggawa kerajaan dan dubalang Raja mendatangi kerumuman pasar.
“Wahai, sang Raja Astinapura. Gerangan apakah engkau mendatangi kerumuman pasar ?”, tanya suara di kerumuman pasar.
Membaca Berita tentang Sapi yang masuk ke pekarangan Kantor Bupati Merangin membuat saya mengernyitkan kening.
Sapi yang biasa dikenal dengan nama jawi yang masuk menimbulkan polemik. Mengapa hewan bisa memasuki Kantor Bupati Merangin yang berada di tengah-tengah kota Bangko. Atau di jantung keramaian.
Ditengah-tengah kegelapan nasib Jambi, ditengah berbagai issu yang bersilewaran, ditengah-tengah kegalauan terhadap birokrasi di Jambi, Al Haris mengeluarkan perintah tegas.
Tidak berkompromi terhadap “jual beli jabatan”.
Alangkah kagetnya saya ketika Al Haris memulai perjalanan panjang dengan mengurusi pandemik dengan mendatangi Rumah Sakit Umum Raden Mattaher dan kemudian dilanjutkan ke Rumah Sakit Pertamina di Bajubang.
Cerita Rumah Sakit Pertamina memang terdengar “sayup-sayup sampai”. Cerita lama yang begitu melegenda.
Rangkaian panjang dan melelahkan telah usai. Perjalanan dimulai dari hiruk pikuk menjelang pendaftaraan ke KPU, Kampanye, pilkada, sidang di MK, PSU, penetapan KPU dan pelantikan benar-benar menyita energi.
Setahun lebih agenda-agenda politik praktis memaksa menghentikan berbagai kegiatan lain. Termasuk harus berjibaku menghadapi keadaan ketidakpastian, ancaman kekalahan, mencuri start ataupun mencuri suara.
Terlihat sang Pemimpin padepokan menghentikan tapa brata. Kemudian beranjak ke balairung padepokan.
Para pendekar padepokan kemudian mengelilingi sang Pemimpin padepokan. Menunggu titah dari sang Pemimpin padepokan.
“Wahai, para pendekar padepokan. Ketahuilah kalian semuanya.
Tidak dapat dipungkiri, virus corona (corona) memakan korban. Data terakhir sudah menunjukkan 2,5 juta dinyatakan positif. 2,08 juta dinyatakan sembuh. Dan 66 ribu meninggal dunia.
Sebagai data, bisa saja dibaca berbeda. Hantu horor yang mencapai 2,5 juta sudah mengerikan. Angka yang dapat dikatakan pandemik mulai menyerang berbagai lapisan masyarakat.
Dengan diiringi panji-panji kebesaran Kerajaan Astinapura, sang raja Astinapura kemudian mendatangi padepokan. Menemui pemimpin padepokan.
“Tuanku, Raja Astinapura. Ada apakah gerangan. Sehingga tuanku yang agung mendatangi padepokan hamba ini, tuanku ?’, kata sang Pemimpin padepokan. Buru-buru keluar padepokan untuk menemui Raja Astinapura.