Terlihat sang Pemimpin padepokan menghentikan tapa brata. Kemudian beranjak ke balairung padepokan.
Para pendekar padepokan kemudian mengelilingi sang Pemimpin padepokan. Menunggu titah dari sang Pemimpin padepokan.
“Wahai, para pendekar padepokan. Ketahuilah kalian semuanya.
Baru saja hamba menerima wangsit dari Sang Dewata Agung.
Memberikan cahaya. Sebagai tanda. Tabir kegelapan akan kemudian sirna. Berganti dengan sinar matahari yang akan menerangi Bumi Astinapura.
Semoga wangsit yang diberikan oleh sang dewata agung akan benar adanya”, kata sang Pemimpin padepokan.. Wajahnya Ceria. Setelah menjalani laku tapa brata yang panjang.
“Semoga, Pemimpin padepokan. Sungguh rakyat Astinapura sudah mulai gelisah.
Apa kesalahan mereka sehingga harus menerima derita yang berkepanjangan”, kata sang pendekar. Sembari mengatupkan tangan didepan dadanya.
“Mari kita Tetap berdoa selalu. Agar isyarat yang diberikan oleh sang dewata agung dapat terjadi”, kata sang Pemimpin padepokan. Sembari meninggalkan balairung padepokan
“Baikllah, tuanku”, sambut para pendekar.
Suasana padepokan kembali sunyi.