“Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah“
(KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah, 109 Tahun yang lalu).
Masih lama saya antrinya?” tanya lelaki tua itu mendekati meja petugas.
“Masih pak, karena lagi banyaknya pasien”, jawab si pegawai itu sembari berjalan memeriksa lokasi chek up.
Mungkin itu percakapan biasa di sebuah rumah sakit. Namun bayangkan jika sosok tua itu adalah Buya Ahmad Syafii Maarif (Buya Maarif), ketua umum PP Muhammadiyah 1997-2005.