Setelah membicarakan Luak XVI maka konsentrasi kemudian dilanjutkan menapak perjalanan Betuah Al Haris di daerah Muara Siau.
Membicarakan Muara Siau tidak dapat dilepaskan dari Marga Tiang Pumpung.
Marga Tiang Pumpung, Marga Renah Pembarap dan Marga Senggrahan termasuk kedalam Luak XVI. Bersama dengan Marga Serampas, Marga Sungai Tenang dan Marga Peratin Tuo.
Hubungan kekerabatan dengan Marga Tiang Pumpung, Marga Renah Pembarap ditandai dengan seloko “Gedung di tiang pumpung, Pasak di Pembarap. Dan kunci di Senggrahan.
Mereka mengaku keturunan dari Sri Saidi Malin Samad. Sri Saidi Malin Samad mempunyai saudara Siti Baiti dan Syech Raja. Syech Raja diakui sebagai “puyang” Renah Pembarap. Sedangkan Siti Baiti “puyang” Marga Tiang Pumpung. Dalam dialek yang berbeda Siti baiti di Marga Senggrahan kemudian dikenal sebagai Syech Beti” di Marga Renah Pembarap.
Cerita Seh Bari dapat ditemukan didalam buku M. C Richlefs “Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Cerita Seh Bari juga ditemukan didalam Marga Renah Pembarap dan Marga Senggrahan.
Mengikuti jejak naskah yang berbahasa Jawa yang berisikan ajaran-ajaran Islam abad XVI yang menyebutkan Seh Bari merupakan ulama yang berangkat dari pertimbangan metafisik dan etos asketik yang berasal dari mistik Islam, tasawuf yang merupakan pemikiran yang tumbuh didunia islam Suni.
Kitab yang diwariskan oleh Seh Bari mengedepankan mistik islam, tasawuf dan sufi merupakan jejak dari peradaban Islam pada awal-awal penyebarannya di Jawa.
Dengan demikian maka sejarah Islam di pedalaman Jambi kemudian berangkat dari tasawuf dan sufi. Sebuah bukti kedatangan Islam yang damai dari pendekatan keimanan ditengah masyarakat. Yang kemudian kelak dipersoalkan menjadi penuh bidah dan kurafat yang mendorong munculnya gerakan-gerakan pembaruan besar pada abad XIX dan XX.
Menurut Sargawi didalam Bukunya “Lintasan Sejarah Depati Sembilan Tiang Pumpung”, Marga Tiang Pumpung terdiri dari Dusun Muara Siau, Dusun Pulau Raman, Dusun Sekancing, Dusun Baru, Dusun Jelmu, Dusun Muara Sakai, Dusun Beringin Sanggul dan Dusun Renah Manggis.
Di Muara Siau dikenal Depati Manjuang, Depati Agung di Pulau Raman, Rio Depati di Sekancing, Depati Purbo Alam di Dusun Baru, Renah Jelmu, Muara Sakai, Beringin Sanggul dan Renah Manggis. Depati Permai Yudo di Pulau Bayur, Depati Suko Berajo di Selango.
Marga Tiang Pumpung dan Marga Renah Pembarap menjadi Kecamatan Muara Siau dan Tiang Pumpung dan Kecamatan Renah Pembarap. Sedangkan Marga Senggrahan kemudian termasuk kedalam Kecamatan Muara Siau.
Kecamatan Muara Siau terdiri dari Desa Air Lago, Desa Badak Terkurung, Desa Durian Rambun, Desa Lubuk Beringin, Desa Lubuk Birah, Desa Muara Siau, Desa Pasar Muara Siau, Desa Peradu Temberas, Desa Pulau Raman, Desa Rantau Bayur, Desa Rantau Bidaro, Desa Rantau Macang, Desa Rantau Panjang, Desa Sepantai Rendah, Desa Sungai Ulas, Desa Teluk Sekumbang dan Desa Tiaro.
Pencarian terkait : Musri nauli, opini musri nauli, jambi dalam hukum, hukum adat jambi, jambi,
Opini Musri Nauli dapat dilihat : www.musri-nauli.blogspot.com