Membicarakan nama tempat Betung Bedarah dalam perjalanan politik Al Haris tidak dapat dipisahkan dari Paninjauan, Dusun Tuo, Dusun Teluk Rendah, Dusun Aro, Dusun Betung Bedarah. Dusun-dusun ini kemudian dikenal Dusun Luak Petajin.
Tempat-tempat ini kemudian dikenal sebagai daerah wilayah Perisai Petajin. Perisai Petajin merupakan keturunan Orang Kayo Pedataran. Salah satu saudara dari Orang Kayo Hitam. Putra dari Datuk paduko Berhalo dan Putri Selaras Pinang Masak (Putri Selaro Pinang Masak/Putri Pinang Masak).
Dipimpin Pesirah Setia Guna. Berpusat di Penapalan dan Sungai Keruh.
Wilayah Perisai Petajin kemudian dikenal Marga Petajin Ulu dan Marga Petajin Ilir. Marga Petajin Ulu berpusat di Sungai Keruh. Sedangkan Marga Petajin Ilir berpusat Sungai Bengkal.
Apabila melihat Sungai Keruh sebagai Pusat pesirah Setia Guna (Pesirah Setio Guno) maka menurut Peta Belanda seperti Schetkaart Resintie Djambi Adatgemeenschappen (Marga’s), Tahun 1910, Skala 1:750.000, termasuk kedalam Marga Petajin Ulu.
Sehingga pesirah Setia Guna (Pesirah Setio Guno) Berpusat di Penapalan dan Sungai Keruh maka termasuk kedalam Marga Petajin Ulu.
Tugas dari Perisai Petajin adalah Rumah Raja, Cencang-tarah, pikul-tanting atas Perisai Petajin.
Dibawah Pesirah Setia Guna (Pesirah Setio Guno) adalah Lurah dan Penghulu Mudo.
Setiap perselisihan adat yang terjadi didalam wilayah Perisai Petajin diputuskan didalam negerinya masing-masing. Apabila tidak dapat diselesaikan barulah naik ke Pesirah.
Sedangkan apabila tidak dapat diselesaikan oleh Pesirah maka dapat disampaikan kepada Rajo Jambi sebagaimana seloko “Lantak Tajuk Milir Rajo ke Jambi”.
Pesirah menaikkan perkara kepada Temenunggung Kerajaan Kampung Baru Tanjung Pedalamanan Perisai Rajo Sari.
Demikianlah bunyi dari Pasal 2 Undang-undangn Piagam negeri Jambi
Pencarian terkait : opini musri nauli, musri nauli, jambi dalam hukum, hukum adat jambi, sejarah adat jambi, jambi