Syahdan. Terburu-buru sang telik sandi menemui punggawa kerajaan di balairung istana.
“Tuanku. Sembah hamba. Hamba sudah menemukan Ajian mantra dari kitab padepokan. Konon kesaktiannya mandraguna.. tidak ada satupun yang bisa mengalahkan kesaktian ajian ini, tuanku”, sembah sang telik sandi.
“Baiklah. Sang telik sandi. Pabila engkau sudah menemukan ajian mantra dari kitab padepokan. Mohon disimpan.. agar kesaktian para punggawa yang telah khianat kepada kerajaan Astinapura dapat dilumpuhkan oleh ajian mantra itu”, titah sang punggawa.
“Baiklah, tuanku. Ajian mantra ini hamba persembahkan kepada tuanku. Semoga dapat menangkal siapapun yang hendak mengganggu Istana astinapura. Termasuk kepada punggawa yang telah khianat kepada kerajaan Astinapura.
“Hamba undur dulu, tuanku. Hamba hendak kembali bertugas”, sembah sang telik sandi. Sembari bergegas meninggalkan balairung kerajaan.