13 April 2021

Opini musri nauli : Penyengat Olak

 

Alangkah kagetnya ketika penulis menemukan document penting berkaitan dengan tanah dibuat oleh Pesirah Marga Mestong yang membicarakan tanah. Tanah yang terletak di Dusun Penyengat Olak.  


Dokument yang membicarakan tentang tanah tidak saja penting bagi para pihak yang berkaitan dengan tanah. Tidak semata-mata  itu.


Tapi masih digunakan pejabat Pesirah Marga Mestong yang masih mencantumkan Marga Mestong.


Dalam berbagai dokumen dan didukung oleh tutur masyarakat di Sungai Duren, pusat Marga Mestong, Marga Mestong terdiri dari Lubuk Kuari, Pematang Jering, Muara Pijoan, Dusun Sarang Burung, Dusun Sembubuk, Dusun Senaung, Dusun Penyengat Olak, Dusun Rengas Bandung, Dusun Mendalo, Dusun Bertam, Dusun, Pondok Meja, Dusun Penyengat Rendah, Dusun Kenali Besar.


Kata Penyengat Olak terdiri dari dua kata.. Penyengat dan Olak.


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata penyengat  berasal dari kata sengat. Serangga yang bersengat.. 


Sehingga kata penyengat diartikan membuat atau menimbulkan sengatan.


Sedangkankata olak  diarrikan sebagai gelendong kayu.. Kayu yang berputar. 

 

Menurut M. Akmal Hijri didalam skripsinya menyebutkan Nama penyengat olak sendiri tidak terlepas dari cerita rakyat pada masa lalu hiduplah tiga orang kakak beradik mereka hidup di aliran sungai batanghari ketika itu terjadi perselisihan antara kakak beradik tersebut, 


Kemudian adik paling bungsu menghilang pergi ke ilir sungai.


Setelah  beberapa lama tak pulang maka si kakak menyusul sang adik yang hilang dengan mengunakan sebuah perahu


Sang  kakak mengikatkan perahunya pada sebuah kayu yang bernama kayu kase


 Kakk tidak mengetahui bahwa diatas kayu tersebut banyak sarang penyengat.


Maka dilepaskan lah tali tersebut dari batang kayu kase dekat jembatan tantarane. 


setelah lepas perahu tersebut masuk kedalam sebuah olak yang cukup besar.


maka dari situlah setiap sang kakak bertemu orang ia memberi tahu bahwa di dekat jerambah tantarane ada penyengat dan olak


Sejak itu nama tempatnya kemudian dengan penyengat olak. 


Dalam versi yang lain disebutkan  Jufrizal didalam skripsinya.. 


Kisah bermula dari  tiga saudara.


Mereka memulai kehidupan dengan mencari kayu dan juga ikan disungai untuk hidup. 


Setelah sekian lama hidup bersama, kakak perempuan meninggal dunia karena sakit sehingga hanya menyisahkan dua saudara laki-laki yang berkabung atas meninggalnya saudara perempuan mereka. 


Setelah lama berkabung, akhirnya kedua lelaki ini memutuskan untuk melakukan perjalanan lagi untuk menghilangkan rasa kehilangan yang mendalam akibat meninggalnya saudara perempuan mereka. 


sementara makam perempuan itu tetap ada di danau dusun.


Setelah melakukan perjalanan berhari-hari melewati hutan rimba, akhirnya dua saudara ini tiba didaerah hilir sungai. 


Mereka menemukan pohon yang condong ke arah sungai. 


Akhirnya mereka bernaung disitu. Dari dusun tempat mereka bernaung inilah menjadi asal sebutan Desa Senaung sekarang ini.


Setelah beberapa waktu hidup bersama, mulailah konflik diantara mereka berdua. Konflik ini memanas, mereka bertengkar. Adik yang takut akan amukan kakaknya memilih meninggalkan tempat mereka bernaung. Saat itu masih dalam musim panas, sang adik terus melakukan perjalanan ke sepanjang hilir sungai. 


Kemudian sampailah dia menemukan pohon mundu yang condong ke sungai datanglah Penyengat, sementara Olak merupkan air sungai.