13 April 2021

opini musri nauli : Laporan Telik Sandi


Terlihat kedatangan Telik sandi ke Gerbang Istana Astinapura. Wajahnya peluh bercucuran. Menetes.. 

Mukanya merah tidak terkira. Terlihat nafas yang terengah-engah. 


“Tuanku, para punggawa. Hamba mohon maaf. Telat memberikan kabar ke Istana Astinapura”, kabar telik sandi. 


“Ada apa, telik sandi. Sebaiknya engkau ambil nafas dulu.. Ada apa gerangan ?”, kata punggawa kerajaan Istana Astinapura. 


“Tuanku.. Diseberang paseban Aditya. Seorang adipati yang hendak berkuasa. Sedang berkomplot dengan Aditya kerajaan. Mereka Sedang merundingkan kudeta ke Istana Astinapura, tuanku”, kata sang telik sandi. 


“Siapkan segala yang diperlukan untuk menjaga Istana Astinapura. Sementara itu, beri ketenangan kepada Rakyat Astinapura. 


Sembari itu, pastikan adipati dan aditya yang Sedang merancang kudeta harus dihukum berat. Siapkan kuda-kuda terbaikku. 


Aku sendiri yang memimpin pasukan untuk menjemput aditya. Agar bertanggungjawab terhadap rencana kudeta ke kerajaan Astinapura”, kata punggawa sembari merapikan jubah kebesarannya.