“Nauli, jemput Pak Wiro kerumahnya”, kata ayahandaku. Ketika itu Wiro belum juga datang ke acara kesenian. Seleksi Penyanyi. Acara yang menjadi tanggungjawab dan kerjaan ayahanda.
Pak Wiro adalah salah satu juri. Sehingga acara seleksi sempat terhenti menunggu kedatangan Pak Wiro.
Dengan kesal, segera kujemput kerumahnya. Seingatku rumahnya di gotong Royong. Belakang Bank Mandiri. Bank Mandiri yang dikenal sebagai kantor Cabang Bank Mandiri Sipil. Terletak di Jln. Kol. Abunjani.
Akupun sendiri belum kenal dengan Pak Wiro. Nama yang diperintah ayahanda.
Ketika kujemput kerumahnya. Dia malah baru bangun. Kutunggu dia mandi. Hingga kemudian berbarengan ke tempat acara.
Dengan muka segar habis mandi, rambut awut-awutan, menampakkan khas seniman dia kemudian menuju acara. Duduk di meja juri.
Dengan penasaran, kuikuti acara. Termasuk cara dia menjadi juri.
Alangkah kagumnya saya kepadanya. Dengan jenius dia mampu menjadi juri. Memberikan Catatan penting terhadap penampilan dari peserta yang mengikuti seleksi menjadi penyanyi.
Pelan-pelan kukagumi. Termasuk rumahnya menjadi “Bengkel” pemusik. Entah murid yang hendak kursus musik. Ataupun cuma olah vokal.
Dengan kejeniusannya termasuk keunikkan sebagai seniman. Hatiku segera bergumam. Memang seniman sejati.
Tidak salah kemudian. Ayahanda ngotot meminta Pak Wiro menjadi juri. Termasuk menghentikan acara menunggu kedatangannya.
Pak Wiro kemudian Aku mulai mengenal panggilan akrab “Mbah Wiro” adalah seniman sejati. Yang meletakkan seni sebagai keindahan.
Termasuk latihan yang ketat, suara penyanyi dengan karakternya.
Bahkan kutahu. Mbah Wiro termasuk alergi dengan penyanyi yang suaranya pas-pasan. Termasuk juga menolak “upaya” segelintir orang tua yang ngotot meminta anaknya menjadi penyanyi. Walaupun tidak mempunyai suara khas dan latihan yang ketat.
Sehingga tidak salah kemudian aku lebih suka dengan gaya dan karakter Mbah Wiro. Sebagai seniman sejati.
Lagi-lagi seniman sejati.
Mbah Wiro Sudah lamaku tidak terdengar suaranya.
Namun sore hari. Kulihat berbagai status di FB para seniman di Jambi. Mengabarkan Tengah hari Minggu.
Ternyata Mbah Wiro menghadap Sang Khalik. Bertemu pemilik kesenian. Sang Pencipta.
Mbah Wiro yang kemudian kukenal namanya Wiro Adiwarman Sanie Bin Abdullah Sanie telah berpulang.
Selamat jalan, mbah Wiro.
Daya gegar seniman memberikan inspirasi. Kepada mereka yang mengenalmu. Termasuk generasi yang telah engkau hasilkan.
Selamat jalan, sang seniman sejati.